Ia menambahkan ekonomi global juga masih jauh dari resesi.
Kendati demikian, risiko tetap ada, termasuk ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan serangan di Laut Merah yang dapat mengganggu harga komoditas dan rantai pasokan.
Selain itu, gelaran pemilu di sejumlah negara dapat meningkatkan aktivitas ekonomi namun juga dapat memacu inflasi.
Sementara itu, perdagangan global diperkirakan meningkat sebesar 3,3 persen pada 2024 dan 3,6 persen pada 2025, jauh di bawah rata-rata historis sebesar 4,9 persen. Sektor ini masih terbebani oleh ribuan pembatasan perdagangan baru.
Selanjutnya, proyeksi inflasi umum tahun ini diperkirakan masih sama dengan prediksi Oktober lalu sebesar 5,8 peren. Kendati, IMF menurunkan perkiraan inflasi 2025 menjadi 4,4 persen dari 4,6 persen pada Oktober. Kecuali Argentina, yang mengalami lonjakan inflasi,
Negara maju diperkirakan mengalami inflasi rata-rata sebesar 2,6 persen, turun empat persepuluh poin persentase dari perkiraan Oktober, dengan inflasi yang ditetapkan untuk mencapai target bank sentral sebesar 2 persen pada 2025.
Sebaliknya, inflasi akan mencapai rata-rata 8,1 persen di negara-negara berkembang pada 2024, sebelum turun menjadi 6 persen pada 2025.
Lebih lanjut, IMF memprediksi rata-rata harga minyak turun 2,3 persen pada 2024, dibandingkan penurunan 0,7 persen yang diperkirakan pada Oktober, dan mengatakan harga diperkirakan akan turun 4,8 persen pada 2025. (tim)