Dibakarnya Smelter Nikel Oleh Massa di Sulteng Bisa Pengaruhi Minat Investasi dan Hilirisasi Sektor Pertambangan

EDITOR.ID – Jakarta, Pabrik smelter nikel milik PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) di Kecamatan Morosi, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, diamuk massa, bahkan sejumlah fasilitas pabrik dan kendaraan alat berat dibakar.

Kejadian tersebut disesalkan banyak pihak, termasuk pemerintah. Hal ini dikarenakan pemerintah kini tengah berupaya menarik investor guna mendorong kegiatan hilirisasi di sektor pertambangan mineral dan batu bara.

Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Ridwan Djamaluddin mengatakan, pihaknya menyayangkan kejadian tersebut, terutama ketika pemerintah sedang berupaya meningkatkan investasi.

“Sangat disayangkan. Kita sedang meningkatkan investasi. Yang sudah ada, harus dijaga,” kata Ridwan, Kamis (17/12/2020).

Selain itu, lanjutnya, Kementerian ESDM menurutnya telah memasukkan sejumlah nama perusahaan pengelola smelter sebagai Objek Vital Nasional (Obvitnas). Ke depannya, imbuhnya, bagi perusahaan smelter yang belum dimasukkan ke dalam Obvitnas, pihaknya akan memasukkannya ke dalam daftar tersebut.

“ESDM sudah memasukkan perusahaan-perusahaan ini sebagai Obvitnas. Yang belum masuk, akan dimasukkan,” tuturnya.

Sebelumnya, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang juga menyayangkan kejadian tersebut. Pasalnya, industri nikel sangat penting bagi hilirisasi industri dan penguatan struktur industri.

“Saya sangat menyesalkan terjadinya pembakaran pabrik Virtue Dragon Nickel Industry. Saat ini pemerintah sedang bekerja keras membawa investasi ke Indonesia yang mampu menyediakan lapangan pekerjaan dan lapangan usaha bagi masyarakat,” ujar Agus dalam keterangan resminya.

Pembakaran fasilitas industri menjadi hal yang tidak perlu, apalagi jika melihat Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Konawe Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Yudi Kristanto sebagaimana dilansir CNBC menjelaskan kronologi demo ricuh hingga berakhir pembakaran fasilitas pabrik pemurnian nikel di Kecamatan Morosi, Kabupaten Konawe tersebut.

Ia menyebut peristiwa ini berawal dari demonstrasi sejumlah massa dari luar pabrik, Senin pagi. Mereka mendesak perusahaan agar buruh yang sudah bekerja di atas tiga tahun diangkat sebagai pegawai tetap.

“Awalnya pendemo saja dan buruh akhirnya terprovokasi dan ikut-ikutan juga,” ujarnya.

Informasi lain menyatakan, massa aksi yang menggelar demonstrasi adalah Serikat dan Perlindungan Tenaga Kerja (SPTK) Kabupaten Konawe bergabung Dewan Pengurus Wilayah Federasi Kesatuan Serikat Pekerja Nasional Sulawesi Tenggara.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: