Dewan Syura IPNU Telah Berpulang

OLEH: MOCH. EKSAN

Penulis adalah pendiri Eksan Institute

Img 20201108 055738
Moch Eksan

DI PENGHUJUNG malam Senin, saya buka WA, banyak yang mengabarkan KH Drs Afton Ilman Huda, Pengasuh PP Alfatah Talangsari, meninggal dunia. Gus Afton –panggilan akrabnya, saya lihat terakhir di halaman FB, ia berdiri berjejer dengan Haji Hendi, Kiai Syahri, Pak Djalal, Gus Mamak, dan banyak tokoh Jember lain, di sebuah acara Maulid Nabi Muhammad SAW di rumah Pak Djalal, Perumahan Argopuro Kaliwates. Ia kelihatan khusyuk membaca sholawat. Ia terlihat sehat walafiat, dan sedikit pun nampak sakit.

Namun sebagaimana kita yakini, ketika ajal tiba, siapa pun tak kuasa memajukan atau memundurkan waktu. Gus Afton berpulang ke rahmatullah dengan jiwa tenang dan penuh harap bertemu dengan Tuhannya. Mantan anggota DPRD Kabupaten Jember ini, dikenal luas sebagai aktivis kawakan sedari muda sampai meninggal. Banyak yang menjulukinya sebagai “Dewan Syura IPNU” yang punya otoritas intelektual, spiritual dan moral dari mati hidupnya pangkaderan banom kepelajaran NU.

Cucu Kiai Dzafir Salam, Rois Syuriah NU Jember (1979-1987), menjadi “guru kader” bagi tokoh aktivis. Abdullah Azwar Anas (Bupati Banyuwangi), Kartika Hidayati (Wakil Bupati Lamongan), dan banyak tokoh lain, ikut digembleng oleh Gus Afton di IPNU-IPPNU. Sebab, secara terbuka dua kepala dan wakil kepala daerah tersebut, ketika disebut nama Jember, keduanya selalu bertanya perihal Gus Afton, dan bercerita romantika berproses dibawah asuhan tangan dinginnnya di organisasi waktu itu.

Banyak sekali yang menjadi saksi sejarah, betapa peran dan kiprahnya sangat penting dan strategis dalam mengembangkan fiqrah an-nahdliyah wa tathbiquha dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Jauh sebelum atau sesudah saya menjadi sekretaris IPNU Cabang Jember (1994-1996) pada era kepemimpinan Cak Ali Muddin, Gus Afton merupakan narasumber tetap berbagai kegiatan pengkaderan, terutama terkait dengan materi keIPNU-IPPNUan, KeNUan, dan Keaswajaan. Penulis buku Thariqah Sang Kyai (2005), tak berlebihan bila disebut sang ideolog pergerakan anak pelajar NU. Terutama dalam menghadapi maraknya kasus radikalisme di Tanah Air.

Sebagai tempat konsultasi kader, Gus Afton terkadang disalahpahami oleh sebagian kalangan NU, karena terlalu masuk ke dalam urusan internal organisasi, terutama yang berhubungan dengan suksesi kepemimpinan IPNU-IPPNU. Padahal, sesungguhnya, Dosen FISIP UIJ tersebut, tak segan turun langsung untuk melatih kemampuan dan keterampilan kader dalam berkompetisi merebut atau mempertahankan kekuasaan. Ternyata, kemampuan dan kompetisi itu sangat dibutuhkan di era rekrutmen pemilihan langsung saat ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: