EDITOR.ID, Sleman,- Seakan tak ingin kecolongan seperti aksi bom di Makassar, Detasemen khusus (Densus) 88 Anti Teror semakin agresif memberantas jaringan teroris Jamaah Anshyaru Daulah (JAD). Sel-sel kecil kelompok jaringan ini yang saling bertautan dipreteli satu persatu.
Mulai dari Makassar, Jakarta, Bekasi, Bandung semua diburu dan diamankan agar mereka tak kembali merancang aksi bom bunuh diri. Di Kabupaten Bantul, Yogyakarta, Densus kembali menangkap dua terduga teroris.
Tak sampai disitu, pasukan elite Polri yang punya pengalaman panjang mematahkan kelompok teroris di Indonesia juga melakukan penggeledehan di Pondok Pesantren (Ponpes) IQ yang ada di Gandu, Sendangtirto, berbah, Sleman.
Kerja Densus senyap dan nyaris tanpa gaduh. Hingga saat ini Densus telah mengamankan lebih dari 32 terduga teroris. Peran mereka mulai dari melakukan provokasi melalui ceramah kelompok pengajian, memfasilitasi, mengajari cara merakit bom hingga mendorong orang-orang yang mudah dicuci otaknya untuk melakukan aksi teror.
Terkini Densus 88 menyasar dan menggeledah sebuah pondok pesantren, Ibnu Qoyyil, yang berada di Dusun Gandu, Desa Sendangtirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman, DIY pada Jumat, 2 April 2021.
Pengasuh sekaligus anak pendiri Ponpes Ibnu Qoyyil, M. Najib Hisyam, mengakui ada penggeledahan di area pesantren tersebut. Hanya saja, Najib tak bisa menjelaskan secara detail karena berada di luar saat penggeledahan.
Najib menyebut bahwa memang ada ruangan yang digeledah. Di antaranya adalah ruangan direktur dan rumah di depan Ponpes Ibnu Qoyyil yang merupakan rumah dinas direktur.
“Kebetulan direkturnya adalah adik (perempuan) saya. Saya di luar tadi. Tapi tadi ruangan direktur dan rumah dinasnya digeledah,” ujar Najib.
Najib menjabarkan bahwa saat dilakukan penggeledahan, adiknya ada dan turut menyaksikan. Hanya saja sang suami yang berinisial RAS tak tampak saat penggeledahan dan tak diketahui keberadaannya hingga saat ini.
“Tadi waktu saya ngimami shalat Ashar masih ada (RAS). Setelah itu saya ngimami shalat Magrib sudah gak ada. Sampai sekarang gak tau saya,” tutur Najib.
Najib menjelaskan jika RAS aslinya adalah warga Bantul. RAS, kata Najib, mengajar di Ponpes Ibnu Qoyyil dan aktif menjadi pembicara di forum pengajian.
“Ini pertama kalinya pesantren ini digerebek sama polisi. Sebelumnya belum pernah ada. Pesantren sudah berdiri sejak tahun 1983,” kata Najib.
Ketua RT 4 Dusun Gandu, Agus Purwanto membenarkan adanya tim dari Densus yang melakukan penggeledahan di ponpes tersebut. Penggeledahan dilakukan malam ini mulai pukul 20.00 WIB dan berakhir sekitar pukul 22.00 WIB.
?Mereka bilang dari Mabes Jakarta, baru saja selesai,? katanya kepada wartawan, Jumat (2/4/2021).
Agus Purwanto, mengaku menjadi saksi saat dilakukan penggeledahan. Agus menuturkan hampir seluruh ruangan digeledah kecuali ruang asrama santri.
“Penggeledahan dilakukan habis Isya. Selesai sekitar jam 21.30 WIB. Semua ruangan digeledah, ruangan direktur, tata usaha dan rumah direktur. Yang tidak digeledah asramanya,” kata Agus.
“Yang dibawa tadi ada laptop, CPU sama komputer. Buku-buku yang banyak dibawa. Ada buku tabungan. Ada juga busur panah dan anak panah jumlahnya 2,” kata Agus.
Agus mengakui baru kali ini pesantren tersebut digeledah oleh Densus 88. Agus menyebut jika bagi warga aktivitas pesantren dinilai biasa saja.
“Gak ada yang mencolok. Aktivitasnya biasa saja kok,” kata Agus. (tom)