Bahkan dalam kesempatan itu Krammer mengatakan bahwa dirinya berharap masuk ke dalam kelompok peserta yang disuntik vaksin bukan kelompok placebo. Uji coba akan berlanjut hingga total 164 kasus Covid-19 terdeteksi, sehingga perkiraan awal tingkat keefektifan vaksin dapat berubah.
Pfizer menjadi pengembang vaksin Covid-19 pertama yang melaporkan hasil uji klinis tahap tiganya. Padahal ada 9 pengembang vaksin Covid-19 lain yang juga berada di fase yang sama.
Hanya saja para ilmuwan masih menyimpan segudang pertanyaan terkait rilis data awal vaksin Covid-19 yang dikembangkan Pfizer dan BioNTech tersebut. Salah satu hal yang disorot adalah karakteristik dari infeksi yang dapat dicegah dengan vaksin, apakah hanya infeksi yang sifatnya ringan atau sampai yang parah.
Poin kedua yang tidak ada dalam detail analisa awal uji klinis tahap akhir tersebut adalah apakah kandidat vaksin ini mampu mencegah orang tanpa gejala atau gejala ringan dari menyebarkan virus Corona.
Detail lain yang tidak dijabarkan adalah seberapa efektif kandidat vaksin tersebut terhadap berbagai kelompok yang berbeda ketika dalam press rilis Pfizer menyebut 42% dari peserta memiliki ras dan etnis berbeda.
Pertanyaan terakhir yang jadi kunci utama bagi kandidat vaksin tersebut adalah seberapa lama bisa melindungi seseorang dari infeksi patogen ganas yang telah merenggut nyawa lebih dari 1,2 juta orang di planet bumi?
Semua pertanyaan-pertanyaan di atas harus dijawab dengan data dan berbagai pembuktian. Toh ini masih analisa awal dan studi masih akan berlangsung.
Pada akhirnya tingkat efficacy masih bisa turun lagi dan efektivitas di lapangan juga bakal lebih rendah karena bakal disuntikkan ke berbagai orang yang jumlahnya jauh lebih banyak dari peserta uji klinis.
Lagipula kalaupun sudah clear dan mendapat izin dari otoritas kesehatan terkait, pekerjaan rumah dalam hal memproduksi vaksin skala masal dan pendistribusian secara global juga harus diselesaikan sebelum kehidupan bakal normal kembali seperti sediakala. (tim)