Jakarta, EDITOR.ID,- Sebelum tewas ditembak rekannya Kepala Bagian Operasi Polres Solok Selatan AKP Dadang Iskandar, Kasat Reskrim Polres Solok Selatan Kompol Anumerta Ryanto Ulil Anshari sempat berniat untuk mundur dari Polri. Hal itu disampaikan Ulil kepada ibundanya, Cristina Yun Abubakar sebelum tewas ditembak.
Pemerhati kepolisian yang juga peneliti Indonesian Power Watch Integrity (IPWI) menilai curhatan Kompol Anumerta Ulil Anshari bisa menjadi petunjuk untuk membongkar mafia yang membekingi dibalik tambang ilegal galian C di Solok Selatan.
“Saya melihat almarhum Kompol Ulil dalam tekanan yang luar biasa saat menjalankan tugasnya sebagai Kasatreskrim. Ia mengalami kegalauan antara sikap integritasnya dengan kenyataan di lapangan,” ujar Edi Winarto di Jakarta.
Curhatan Kompol Ulil kepada ibunya ini, lanjut Edi Winarto bisa untuk membuka dan mengungkap ada apa disana. Kenapa Kompol Ulil tertekan saat bekerja dengan benar membongkar tambang ilegal.
“Apakah ia sebelumnya sering mendapat intimidasi dan ancaman sebelum akhirnya meninggal dibunuh oleh rekannya,” kata Edi Winarto.
Apalagi, menurut Edi Winarto sosok yang menembak Ulil bukan polisi sembarangan. Ia memiliki jabatan strategis sebagai Kepala Bagian Operasional Polres Solok Selatan. “Tentu pelaku ini si AKP Dadang juga memiliki pengaruh karena karirnya juga tidak jelek-jelek amat meski ia dikenal sebagai oknum polisi yang membekingi tambang ilegal,” tandas Edi Winarto.
Sebelumnya ibunda Kompol Ulil Ryanto Anshari, ibu Cristina mengatakan, putranya sempat meminta pendapatnya terkait keinginannya keluar dari kepolisian.
“Kalau tidak salah tiga bulan yang lalu, katanya ‘saya mau keluar dari polisi, apa mama mengizinkan?’,” katanya di rumah duka, Jumat (22/11/2024).
Cristina mengatakan dirinya sempat melarang AKP Ulil untuk keluar dari polisi, karena dia melihat masa depan sang anak akan cemerlang di institusi Polri.
“Jangan keluar dari polisi, karena itu masa depanmu. Itu kebaikan Tuhan buat kamu. Syukuri apa yang Tuhan berikan,” katanya.
Dia mengaku tidak mengetahui alasan AKP Ulil ingin keluar dari kepolisian. Bahkan Cristina tak mau berspekulasi terkait adanya tekanan di tempat tugas sang anak.
“Tidak. Dia cuma bilang, ‘Iya, Ma. Terima kasih banyak. Nanti saya cerita. Nanti saya cerita lagi’,” kata Cristina.
Setelah percakatan tersebut, Ulil tidak lagi pernah bercerita lagi soal pekerjaan dan tugasnya. Hal itu membuat Cristina selalu memikirkan AKP Ulil.
“Jadi memang setelah itu saya selalu galau. Anakku di sana pasti dalam tekanan mungkin,” ujar dia.