EDITOR.ID, Jakarta,- Cuaca ekstrem berupa hujan lebat mengancam munculnya bencana banjir besar di Jakarta. Mengantisipasi musibah bencana ini, TNI Angkatan Udara melakukan rekayasa cuaca. Awan yang berpotensi mengandung hujan lebat “digerakkan” atau digiring ke wilayah lain di atas lautan dengan teknologi modifikasi cuaca. Yakni menabur garam.
Hingga saat ini menurut keterangan Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Dispen AU), pihak TNI AU telah menabur 2,4 ton, dari semula 800 kilogram garam, untuk memodifikasi cuaca agar hujan tak turun di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek).
Garam ditabur di atas wilayah Selat Sunda, Ujung Kulon dan Lampung Timur.
TNI AU dalam akun Instagram resminya menyampaikan:
“Untuk melaksanakan proses penyemaian awan melalui operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC), pesawat CN-295 A-2901 Skadron Udara 2 Lanud Halim Perdanakusuma diterbangkan Kapten Pnb Riyo dan Kapten Pnb Iskandar mengangkut sejumlah garam 2,4 ton.
Pada ketinggian 10.000 s/d 12.000 feet, pesawat CN-295 menabur garam di awan yang berpotensi mengakibatkan hujan di kawasan Selat Sunda, Ujung Kulon dan Lampung Timur sehingga hujan tidak masuk ke daerah Jabodetabek,” tulis TNI AU.?
Sebelumnya diberitakan, TNI AU melakukan modifikasi cuaca agar hujan tak turun di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya. Hujan dipindah ke wilayah perairan.
“Teknologi modifikasi cuaca (TMC), nah ini kan kami tiga hari ini bekerja keras memindahkan hujan. Jadi TMC itu yang hujan kemungkinan jatuhnya di Jakarta, kami semai di daerah lautan, sehingga jatuhnya di laut. Pertumbuhan awannya kami modifikasi ditempat yang kami inginkan jatuh hujan,” kata Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) TNI AU, Marsma TNI Indan Gilang Buldansyah.
Menurut Indan, tak turun hujan deras seperti yang terjadi di Sabtu (20/2) berkat TMC. Kegiatan modifikasi cuaca ini dilakukan TNI AU bersama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
“Makanya beberapa hari ini, setelah hujan deras hari Sabtu, tidak ada hujan. Bisa dikatakan karena kontribusi ini. Ini kegiatan bersama BPPT, teknologinya di BPPT,” ujar Indan.
Minggu (21/2) pagi, pesawat Casa C-212 milik TNI AU terbang dengan membawa 800 kg garam. Kemarin, TNI AU mengerahkan armada pesawat tambahan untuk memodifikasi cuaca, yakni CN-295. (tim)