SOLO – Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo yang menjadi calon tunggal Kapolri, belakangan ini menjadi trending topik.
Namanya kian meroket dengan berbagai pemberitaan yang mencuat.
Hubungan dekat antara Presiden Joko Widodo dengan Perwira Tinggi (Pati) Polri tersebut tidak dibantahkan saat keduanya memimpin Kota Solo.
Pilihan Jokowi agar Listyo Sigit jadi Kapolri sudah banyak yang memprediksi. Berbagai pihak tidak terkejut atas keputusan Jokowi tersebut.
Chemistry yang sudah lama terbangun itu menjadi faktor penting bagi Jokowi mengusulkan jenderal bintang tiga tersebut untuk menjalani fit and propertest di Senayan.
Kedekatan emosional yang tentu didasari rasa kepercayaan terhadap pilihan Presiden Jokowi itu dikemukakan pegiat sosial yang juga pengusaha properti asal Solo, Diah Warih Anjari.
“Kepala Negara dan calon Kapolri tersebut memiliki kedekatan khusus sejak keduanya memimpin Kota Solo. Pak Jokowi jadi Wali Kota sedang Pak Listyo Sigit jadi Kapolresta Surakarta, sehingga chemistry itu sudah lama terbangun,” jelas Pendiri Diwa Center itu.
Perempuan cantik yang pernah meramaikan bursa bakal calon Wakil Walikota Surakarta melalui DPD PDIP Jawa Tengah tersebut menambahkan, karir Listyo Sigit “meroket” sehingga para seniornya yang sempat masuk dalam bursa calon Kapolri tidak memiliki peluang lebih besar.
Hal itu, menurutnya, bukan yang pertama yakni ketika Komjen Pol Tito Karnavian terpilih sebagai Kapolri meski banyak seniornya tidak terpilih berdasar usulan Presiden Jokowi.
“Tidak akan menjadi masalah apabila yang dipilih sebagai Kapolri dapat bekerja profesional, memiliki kompetensi dan mempunyau kinerja yang jauh lebih baik hingga realisasinya mendapat kepercayaan dari masyarakat. Saya yakin. Pak Listyo Sigit berkompeten dan kinerjanya sangat baik selama memimpin korps bhayangkara dalam setiap memegang jabatannya,” terang Srikandi Solo itu.
Ditambahkan Diah Warih yang akrab disapa Diwa bahwa tidak ada alasan bagi wakil rakyat yang duduk di Gedung Senayan untuk menolak Komjen Listyo Sigit sebagai Kapolri pengganti Jenderal Pol Idham Aziz.