Buah Manis Strategi Loyalitas “Jadi Partainya” Jokowi, Golkar Sukses Rebut 18 Persen Kursi di DPR, Naik 17 Kursi

Doli yang juga Plt. Ketua DPD Golkar Papua ini menegaskan, di bawah kepemimpinan Ketua Umum Airlangga Hartarto, Golkar konsisten mengamankan kebijakan strategis Presiden Jokowi dan berkomitmen menjaga keberlanjutan dengan mendukung penuh pemerintahan Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum Partai Golkar Foto Ist

“Jumlah ini setara dengan 14,4 persen dari total 17.510 kursi DPRD Kabupaten/Kota se-Indonesia,” ujarnya.

Bahkan, kata dia, Golkar juga mendominasi perolehan pimpinan DPRD tingkat provinsi di seluruh Indonesia. Ia mengatakan, sebanyak 120 kader Golkar menduduki kursi Ketua DPRD serta 220 kursi Wakil Ketua DPRD kabupaten dan kota di seluruh Indonesia.

Menurut catatannya, terdapat kenaikan jumlah perolehan kursi DPRD Kabupaten/Kota dari Partai Golkar sebanyak 99 kursi atau empat persen dibandingkan Pemilu 2019 lalu yang sebanyak 2.422 kursi.

Pengaruh Besar Jokowi Naikkan Suara Golkar di Pemilu

Konsultan Komunikasi Politik Ipang Wahid Stratejik (IPWS), Irfan Wahid, menilai faktor terbesar meningkatnya suara Partai Golkar dalam kontestasi Pileg 2024 disumbang dari efek ekor jas (coat-tail effect) Presiden Jokowi.

Ia menjelaskan, Golkar adalah satu-satunya partai yang tidak menggunakan efek ekor jas dari calon presiden dan wakil presiden pada Pemilu 2024. Golkar justru melakukan strategi memilih menggunakan efek ekor jas Jokowi. Golkar habis-habisan membela Jokowi ketika diserang dan difitnah lawan politiknya.

“Golkar ini strategi dan penempatan posisinya menggunakan efek coat-tail Pak Jokowi karena walaupun tidak mencalonkan jadi capres, tapi masih memiliki pendukung yang jumlahnya sangat tinggi,” kata pria yang akrab disapa Ipang tersebut ketika dihubungi di Jakarta, Senin.

Menurutnya, Golkar memposisikan diri menjadi “rumah baru” bagi para pendukung Jokowi yang jumlahnya masih tinggi di kisaran 73-80 persen, terutama bagi sebagian pendukung yang tidak nyaman dengan PDI Perjuangan (PDIP) karena sempat adanya hubungan yang mengeras antara Jokowi dan PDIP.

“Dengan adanya kejadian hubungan yang agak mengeras antara PDIP dan Jokowi, otomatis para pendukung Jokowi ini sebagian juga mungkin bingung harus memilih partai yang mana. Itulah yang dipakai oleh Golkar,” ujarnya.

Ipang mengatakan, langkah Golkar tersebut bukanlah tanpa alasan karena beberapa kader partai itu telah menunjukkan dukungan mereka kepada Jokowi.

“Golkar memposisikan dirinya sebagai rumah baru pendukung Jokowi ini, menurut saya tidak asal ngomong karena Pak Airlangga Hartarto menjadi Menko Perekonomian. Di situ juga ada Pak Luhut yang menjadi Menko Marves. Jadi, di sektor ekonomi ini, Golkar yang all out untuk Pak Jokowi, dan publik bisa menerima serta melihat itu,” ujarnya.

Selain itu, lanjutnya, Golkar sudah sejak lama menempatkan posisinya sebagai pembela Jokowi yang tegak lurus.

“Dari awal tahun 2019, pendukung Pak Jokowi sampai sekarang satu-satunya tinggal Golkar. Itu yang selama ini digunakan sebagai penempatan oleh Golkar. Golkar Jokowi untuk Indonesia atau Jokowi Golkar. Makanya, ada banyak iklannya. Pendekatan itu menurut saya sangat efektif,” kata dia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: