Brigjen Pol Susetio Cahyadi Paparkan Manajemen Resiko ke Perwira Kopasgat TNI AU

Menurut mantan Kapolres Jakarta Utara itu, dikaitkan dengan tugas yang dinamis dan budaya organisasi yang terus dipengaruhi lingkungan strategis maka perlu dibangun budaya sadar risiko.

Brigjen Pol Susetyo Cahyadi saat menjadi pembicara dalam pembekalan Penerapan Manajemen di Markas Kopasgat di Margahayu, Bandung, Minggu (11/06/2023).

Bandung, EDITOR.ID,- Widya Iswara Sespim Polri Brigjen Pol Susetio Cahyadi mengungkapkan pentingnya kemampuan personel dalam penerapan Manajemen Resiko dalam setiap aspek kegiatan atau penugasan. Hal ini sangat efektif akan membantu organisasi guna meminimalkan dampak risiko.

Maka diperlukan upaya berupa mengidentifikasi, menilai, serta mengelola risiko tersebut. Proses ini dikenal sebagai manajemen risiko.

Hal ini disampaikan Brigjen Pol Susetyo Cahyadi saat menjadi pembicara dalam pembekalan Penerapan Manajemen di Markas Kopasgat di Margahayu, Bandung, Minggu (11/06/2023).

Acara ini merupakan sinergi antara Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat) TNI Angkatan Udara (AU) dengan Sekolah Staf dan Pinpinan Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (Sespim Lemdikat) Polri dalam membahas penerapan Manajemen Resiko MR ISO 31000; 2018 dan penilaian risiko sebagaimana termaktub dalam PP 60 tahun 2018.

Pembahasan MR diikuti seluruh perwira Kopasgat melalui onsite maupun vicon.

Penerapan manajemen risiko yang efektif dapat membantu organisasi untuk meminimalkan dampak risiko yang berpotensi menghambat goal organisasi dalam mencapai target sasaran yang ingin dicapai.

Brigjen Setio menjelaskan dalam setiap melaksanakan penugasan sebenarnya tanpa disadari kita sudah lakukan Manajemen Resiko (MR).

“Kita semua sudah melakukan MR dalam tugas. Tapi yang perlu dikelola adalah metodologi yang sahih dan koheren dimaknai frontline serta mencakup 3 aspek,” tutur Mantan Kapolres Sragen ini.

Yang pertama apakah dilakukan menyentuh root couse kedua dilakukan teradministrasi dengan baik dan ketiga dilakukan berkelanjutan.

Menurut mantan Kapolres Jakarta Utara itu, dikaitkan dengan tugas yang dinamis dan budaya organisasi yang terus dipengaruhi lingkungan strategis maka perlu dibangun budaya sadar risiko.

Sebagai contoh beberapa kegiatan yang berujung adanya failure operation (FO) yang terjadi dalam sebuah misi akan berimplikasi terhadap reputasi organisasi. “Maka kita sepakat membangun budaya sadar risiko di lingkungan kerja masing masing,” papar Susetio Cahyadi.

Brigjen Setio memberi apresiasi Kopasgat dan seluruh perwira karena secara tidak langsung sudah melakukan quality assurance terhadap risiko yang akan mengancam pencapaian sasaran.

“Rasa respect saya untuk Dan Kopasgat dan seluruh perwira karena secara tidak langsung sudah melakukan quality assurance terhadap risiko yang akan mengancam pencapaian sasaran. Ini sungguh excellent,” kata jenderal bintang satu polisi ini.

Pada gilirannya nanti outcomenya adalah moril anggota yang tetap terjaga dengan baik dalam pencapaian sasaran tugas.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: