“Kejadian itu terjadi 9 Juni 3.30 pagi. Jadi kalau dibilang korban melompat saat itu, lalu ada yang melihat, kenapa tidak ada yang menolong korban?” imbuh kuasa hukum ini.
“Dan mayat itu ditemukan sekitar pukul 10 pagi,” sambungnya.
Indira Suryani mengaku merasa janggal karena ia mendengar keterangan dari saksi yang menyebut Afif Maulana ditendang.
“Bagi kami itu tidak make sense, karena ada keterangan saksi yang kami temukan bahwa dia sempat (melihat) si korban ini awalnya boncengan dengan dua temannya, lalu ditendang diduga oleh anggota Sabhara Polda Sumbar,” katanya.
“Lalu mereka jatuh terpelanting ke arah kiri jalan,” lanjutnya.
Kuasa hukum korban juga menyampaikan bahwa saksi mata melihat Afif Maulana dipukuli. “Saksi yang mengatakan dia sempat melihat Afif dipukuli,” kata Indira Suryani.
“Tapi anak-anak saat ini takut untuk memberikan kesaksian karena dia butuh perlindungan dan jaminan keamanan dari kepolisian,” pungkasnya.
Sementara itu di tempat terpisah, Wakapolres Padang, AKBP Rully Indra Wijayanto membantah berita Afif Maulana tewas dianiaya polisi.
“Kita masih baru mendapatkan sumber keterangan dari salah satu sumber informasi atas nama Adit yang merupakan temannya saat berboncengan itu,” katanya.
“Ada ajakan kepada yang bersangkutan untuk melompat,” jelas AKBP Rully Indra.
Lebih lanjut, Wakapolres Padang ini mengaku akan menindak jika ada anggotanya yang melanggar saat penertiban. “Seandainya memang ada perilaku-perilaku yang melanggar atau mungkin berlebihan yang dilakukan tentunya akan dilakukan tindak lanjut,” katanya.
“Kita meminta keterangan kurang lebih sekitar 30 personil yang pada saat malam itu bertugas dan mengamankan rombongan anak-anak yang diduga melakukan aksi,” pungkasnya. (tim)