Blusukan Risma “Tampar” Penguasa DKI

Penghargaan ini diberikan kepada Risma karena dianggap sebagai figur enerjik yang antusias mempromosikan kebijakan sosial, ekonomi dan lingkungan secara nasional maupun internasional serta dinilai berhasil memanfaatkan lahan mati dan menyulapnya menjadi taman kota.

Risma juga dipuji karena keberaniannya menutup kawasan lokalisasi terbesar di Asia Tenggara yaitu Gang Dolly, serta respon cepatnya dalam menangani korban insiden AirAsia QZ8501.

Nah inilah sederetan bukti nyata keberhasilan Risma dalam mengelola pemerintahan meski di daerah tapi kelasnya sudah dunia. Dari situlah yang harus kita tunggu apakah nanti dia juga bisa membuktikannya ketika mendapat amanah sebagai Menteri Sosial.

Mampukah pengalaman dan ilmu yang dimiliki Risma mengubah mindset kementrian sosial yang tadinya bekerja hanya berdasarkan proses tapi bukan hasil. Dan ketika dipimpin Risma berubah tigaratus enam puluh derajat menjadi kinerja berbasis hasil atau output.

Setidaknya blusukan Risma adalah bagian dari tugas Kementrian Sosial untuk menghadirkan negara di tempat orang miskin. Negara tidak abai dengan orang miskin. Negara hadir bagi warga yang belum mendapatkan keadilan ekonomi. Menyapa mereka, membelai mereka, mengajak mereka mengubah nasib ke depan agar lebih baik.

Ataukah blusukan Risma ke beberapa lokasi tempat orang miskin bermukim di Jakarta justru dibaca sebagai “sindiran” atau “tamparan” kepada Anies Baswedan yang saat ini menjadi penguasa.

Timbul kesan Risma seolah sedang menunjukkan ke publik bahwa Jakarta yang dipimpin dan dinaungi Anies, warganya baik warga asli maupun pendatang belum sepenuhnya bebas dari ancaman kemiskinan dan beratnya persaingan hidup di Jakarta bagi kaum miskin kota seperti tuna wisma, pemulung, orang jompo.

Uniknya lagi lokasi “kemiskinan” yang sempat didatangi Risma tiba-tiba lenyap ditelan bumi. Tempat kumuh yang tadinya jelas-jelas terlihat di depan mata dibersihkan dan ditata.

Kolong jembatan itu kini mendapat perhatian sang wali kota. Bersih-bersih demi indah taman penuh lampu dikejar hingga Februari nanti. Warganya entah dievakuasi kemana. Yang jelas pemerintahan setempat seperti kebakaran jenggot.

Kemana penghuni yang kemarin sempat diajak bicara ibu Mensos, mungkin tak lagi penting. Keberadaan tuna wisma yang tertangkap oleh kepedulian Risma telah menampar sang penguasa tertinggi hingga covid-19 pun turut menjauh.

Akan banyak tempat kumuh yang lain berubah dan berbenah bukan karena harus dan demi pantas Jakarta bersolek, membatasi spontan ibu Mensos baru yang tak tahan tangan untuk selalu berbagi dan menebar rasa solidaritas tak mendapat ruang, sepertinya itulah alasan tepatnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: