Jakarta, EDITOR.ID,- Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dikejutkan dengan ulah empat tokoh mudanya yang baru-baru ini bertemu Presiden Israel Isaac Herzog tanpa ijin dan pemberitahuan. Pertemuan yang digelar di negeri Yahudi itu kemudian viral di media sosial (Medsos). Bahkan banyak memicu kecaman dari para aktivis umat Muslim karena tindakan biadab Israel yang menyerang warga sipil di Gaza.
Ketum PBNU Yahya Cholil Staquf langsung mengambil tindakan cepat. Orang nomor satu di PBNU itu menggelar jumpa pers untuk meminta maaf dan meminta klarifikasi kepada empat aktivis muda NU itu.
Salah satu dari empat tokoh muda NU yang bertemu dengan Presiden Israel Isaac Herzog adalah Dr Zainul Maarif. Cendekiawan muda sekaligus dosen Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) tersebut diketahui melakukan kunjungan ke Israel pada 30 Juni-5 Juli 2024. Zainul pun sempat memposting fotonya bersama Presiden Israel lewat akun Instagram @zenmaarif.
Ketua PWNU DKI Jakarta KH Samsul Maarif langsung mengumumkan pemecatan terhadap Zainul Maarif. Selain menjadi dosen Universitas NU, Zainul juga menjabat sebagai Ketua Lembaga Bahtsul Masail (LBM) NU DKI Jakarta. Ia dipecat usai pertemuan kontroversial dengan Presiden Israel Isaac Herzog.
Usai dipecat Zainul Maarif buka suara dan melakukan klarifikasi. Zainul mengaku bertemu dengan Presiden Israel, Isaac Herzog, bersama empat orang aktivis NU lainnya pada 3 Juli 2024 lalu.
Berdasarkan pengakuannya, dialog bersama Isaac Herzog saat itu berlangsung sekitar 15 sampai 20 menit. Dalam dialog itu, Zainul mengaku membahas tentang perdamaian bersama Presiden Israel. Dia berharap kepada Israel agar berdamai dengan Palestina.
“Tidak terlalu lama, dialognya berapa ya mungkin 15-20 kali ya. Utamanya ya kami mengungkapkan ya tadi, kami mengharapkan perdamaian. Kita orang Indonesia kan punya tugas secara konstitusional untuk menghadirkan perdamaian dunia,” ujar Zainul saat ditemui di Kantor PWNU DKI Jakarta, Jakarta Timur, Kamis (18/7/2024).
Menurut dia, pesan utama seorang muslim adalah salam, artinya berdamai dengan orang. Karena itu, dalam pertemuan bersama Presiden Israel, dia pun mengungkapkan misi perdamaian.
“Saya mengungkapkan perdamaian di hadapan orang-orang yang sedang nyerang. Artinya, ini kan kita harus diplomasi, ngomongnya itu, Kami mengharapkan agar tidak ada serangan lebih lanjut tentang itu,” ujar Zainul membela diri.
Zainul mengaku pergi ke Israel dengan menggunakan visa turis. Dia menjelaskan, Indonesia tidak punya hubungan diplomatik dengan Israel, dia pun terbang ke Dubai terlebih dahulu. “Saya ke Dubai dulu, baru ke Israel,” kata Zainul.