Erick mengaku bahwa pergantian kepemimpinan tersebut tergantung pada kebijakan masing-masing BUMN.
“Mungkin sampai tahun depan (ada pemanggilan), kan ada 142 BUMN, kalau setahun 365 hari, kalau 142 BUMN dibagi 365 hari setiap 3 hari ada yang diganti,” ungkap Erick.
Erick pun kembali mengatakan bahwa banyak BUMN yang membutuhkan figur mumpuni untuk memimpin.
“Begini BUMN itu kan ada 142 BUMN, tidak mungkinlah kalau kita tidak ramai-ramai membuat ya kan? Figur-figur yang positif untuk membantu dibutuhkan, kita jangan hanya fokus ke Pak Ahok, ada dua wakil menteri, nanti komut-komut (komisaris utama) yang lain nanti akan kita kenalkan,” ungkap Erick.
Erick mengaku sebelumnya sudah menyerahkan nama-nama calon direksi untuk tiga BUMN yaitu Bank Mandiri, BTN dan Inalum ke rapat Tim Penilai Akhir (TPA) yang dipimpin Presiden Joko Widodo.
“Kemarin nanya dirut Bank Mandiri sama BTN, sekarang ganti, nanti minggu depan ganti lagi, kepastiannya nanti awal Desember,” tambah Erick.
Namun Erick memastikan orang-orang yang ditetapkan sebagai petinggi BUMN harus mundur dari jabatannya di partai politik.
“Semua yang terlibat di BUMN, apakah komisaris dan direksi harus bebas (dari politik), kalau memang orang partai harus mengundurkan diri, staf khusus BUMN juga sudah melakukan itu,” tegas Erick.
Posisi Dirut BTN kosong setelah Suprajarto menolak penugasan Kementerian BUMN untuk menjadi Direktur Utama BTN. Suprajarto yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mengaku tidak pernah diajak komunikasi untuk penetapan tersebut.
Sedangkan Direktur Utama Inalum sebelumnya, Budi Gunadi Sadikin dan Direktur Utama Bank Mandiri, Kartika Wirjoatmodjo ditunjuk Presiden Joko Widodo menjadi Wakil Menteri BUMN.
Sementara itu Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menyebut Erick Thohir mengevaluasi seluruh jajaran direksi perusahaan plat merah.
Jika kinerjanya dianggap baik, maka Erick tidak akan merombak jajaran pimpinan BUMN. Selain itu, pihaknya juga tidak akan mengganti direksi BUMN yang mendukung visi misi Presiden Joko Widodo.
“Kalau kinerjanya sudah bagus, memang perform-nya makin baik, dianggap bisa mendukung Jokowi sih oke,” kata Arya saat ditemui di Kantor Kementerian BUMN, Rabu (13/11/2019).
Pada tahun lalu, sejumlah BUMN berhasil mencatatkan kinerja yang baik. Databoks mencatat ada 10 BUMN yang memberikan dividen terbesar bagi negara.
Pada urutan pertama ditempati PT Telekomunikasi Indonesia Tbk yang membagikan dividen sebesar Rp 16,23 triliun. Dividen Telkom tersebut mencerminkan dividend pay out ratio sebesar 90% dari laba bersih 2018 sebesar Rp 18,03 triliun.