Berita Duka Mantan Menteri Sarwono Kusumaatmadja Meninggal, Warisan Integritas dan Kisah Dramatis Pilkada DKI

Berdasarkan pesan singkat yang disampaikan pihak keluarga, jenazah Sarwono Kusumaatmadja akan tiba di Jakarta pada Sabtu, 27 Mei 2023, pukul 15.00 WIB, untuk disemayamkan di rumah duka di bilangan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Jenazah selanjutkan akan disemayamkan di Gedung Manggala Wanabakti, KLHK, pada Minggu pagi, 28 Mei 2023.

Berita Duka Mantan Menteri Sarwono Kusumaatmadja Meninggal Dunia

Sarwono banting stir. Ia bersama pasangan bakal cawagub Jeffrie Geovannie menyatakan mundur dari jalur pencalonan partai dan pindah melalui jalur independen meski ketika itu belum ada aturannya.

Meski UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah belum mengatur pasangan cagub-cawagub dari jalur independen, Sarwono tetap berkeyakinan memilih jalur tersebut.

Sarwono bersama Jeffrie dan tim sukses mereka, dalam sebuah jumpa pers Juni 2007, mengemukakan sudah menutup pintu negosiasi untuk pencalonan melalui jalur partai. “Tidak ada lagi negosiasi dan perundingan. Kalau mau datang dan ngobrol-ngobrol sebagai teman dan juga numpang makan silakan saja,” kata Sarwono.

Sarwono menyebut, ada kemungkinan pihak lain melobi keras beberapa partai yang semula mendukungnya. Sarwono dan Jeffrie juga mempertanyakan komitmen partai politik yang semula mendukungnya, namun kemudian perlahan menarik dukungan.

“Kita dikuasai oleh oligarki partai yang tidak mengindahkan pandangan kadernya dan juga opini publik,” tuturnya ketika itu.

Situs Indonesia Corruption Watch pada 8 Juni 2007 menulis judul, “Saya dimintai setoran Rp 400 miliar, kata Sarwono”.

Disebutkan, Sarwono Kusumaatmadja sebagai calon gubernur yang gagal mendapat tiket, mengaku tak sanggup membayar setoran ke partai. Ia mengaku pernah dimintai uang Rp 400 miliar oleh sebuah partai besar.

Permintaan itu bisa jadi sengaja untuk menyingkirkan dirinya. “Saya tak bisa bayar. Saya tidak terpilih jadi calon di partai karena pasti ada calon lain yang menyanggupi membayar uang,” katanya.

Pada Pilkada 2007, Fauzi Bowo akhirnya berpasangan dengan Prijanto diusung oleh koalisi besar 20 partai. Lawannya adalah pasangan yang diusung hanya oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS), yakni mantan Wakapolri Komjen Pol Adang Daradjatun dan anggota DPRD DKI Jakarta ketika itu, Dani Anwar.

Pasangan Fauzi Bowo-Prijanto akhirnya memenangi Pilkada DKI Jakarta 2007.

Profil Sarwono Terjun ke Politik Sejak Lulus Kuliah

Sarwono Kusumaatmadja lahir pada 24 Juli 1943. Ia meraih gelar sarjana pada 1974 dari Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung. Sebelumnya, Sarwono Kusumaatmadja menamatkan pendidikan tingkat atas di Kolese Kanisius.

Selain menjabat sebagai anggota DPR periode 1971-1988, Sarwono juga menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Golkar pada 1983-1988. Selain menjabat Menteri Negara Lingkungan Hidup pada Kabinet Pembangunan VI (1993-1998).

Jauh sebelum itu, Sarwono lebih dulu menjabat Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara pada Kabinet Pembangunan V (1988-1993).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: