Berita Duka Mantan Menteri Sarwono Kusumaatmadja Meninggal, Warisan Integritas dan Kisah Dramatis Pilkada DKI

Berdasarkan pesan singkat yang disampaikan pihak keluarga, jenazah Sarwono Kusumaatmadja akan tiba di Jakarta pada Sabtu, 27 Mei 2023, pukul 15.00 WIB, untuk disemayamkan di rumah duka di bilangan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Jenazah selanjutkan akan disemayamkan di Gedung Manggala Wanabakti, KLHK, pada Minggu pagi, 28 Mei 2023.

Berita Duka Mantan Menteri Sarwono Kusumaatmadja Meninggal Dunia

Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia, Yunarto Wijaya menyebut bahwa almarhum adalah sedikit dari politisi di masa Orba yang tetap bisa bertahan dengan integritasnya.

Wakil Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Andy Budiman juga menyampaikan ucapan duka atas meninggalnya Sarwono Kusumaatmadja yang dinilainya sebagai sumber pengetahuan baginya dalam menjalani bidang potik. Andy juga menggugah foto dirinya saat bersama Sarwono.

“Berduka atas kehilangan sahabat, sumber pengetahuan dan kebijaksanan dalam menjalani politik. Selamat jalan pak Sarwono Kusumatmadja. Istirahat dalam damai, Pak,” tulis Andy di akun Twitter @Andy_Budiman_.

Perjuangan Pantang Menyerah Saat Nyalon Gubernur DKI

Di antara berderet jabatan politis yang diemban Sarwono Kusumaatmadja, terselip salah satu kisah dramatis dalam berdemokrasi. Pengalaman itu bukan di tingkat nasional melainkan di tingkat Ibu Kota, yakni DKI Jakarta. Sarwono Kusumaatmadja pernah ikut berkontestasi pada pemilihan kepala daerah DKI Jakarta 2007. Ia belum sampai menjadi cagub alias calon gubernur. Pria kelahiran 24 Juli 1943 ini baru sampai sebatas bakal calon gubernur.

Meski demikian, perjalanannya menjadi bakal cagub ini menggambarkan perjuangannya yang pantang menyerah serta memberikan gambaran kepada publik bagaimana partai politik adalah segala-galanya dalam sebuah pilkada ketika itu.

Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta 2007 adalah pemilihan kepala daerah DKI Jakarta pertama kalinya dipilih langsung oleh rakyat. Ini terjadi setelah pemberlakuan otonomi daerah, di mana pilkada bukan lagi dilakukan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta.

Sarwono Kusumaatmadja yang sudah berusia 64 mengikuti penjaringan calon gubernur DKI Jakarta yang digelar Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). “Saya akan bekerja keras untuk mengikuti seleksi,” katanya setahun sebelum pilkada.

Namun anggota DPD perwakilan DKI Jakarta ini akhirnya gagal dalam seleksi tersebut. Meski menempati peringkat atas dibandingkan enam bakal cagub lainnya di seleksi tersebut, namun anehnya Sarwono tersingkir. PDIP lebih memilih mengusung Fauzi Bowo.

Sarwono Kusumaatmadja ternyata tidak mundur begitu saja. Dengan adanya peluang dukungan dari partai lain seperti PKB dan PAN, ia tetap maju. Namun dukungan yang dimaksud masih sebatas pernyataan tokoh partai, belum menjadi sebuah deklarasi pasti.

Belakangan dukungan dari dua parpol itu gembos. PAN dan PKB batal mendukung Sarwono karena suara partai yang mengusungnya masih di bawah 15 persen, angka yang merupakan jumlah suara minimal untuk dapat mencalonkan cagub.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: