Jalan satu-satunya adalah Megawati harus membangun komunikasi secara langsung dengan parpol setelah putrinya Puan Maharani gagal merayu dan menggaet Golkar, Nasdem, Gerindra bersama dengan PDIP dalam satu kapal.
Konon penulis mendengar isu sayup-sayup, Presiden Joko Widodo akan banyak membantu Bu Megawati untuk menjembatani komunikasi politik dengan koalisi Golkar PAN dan PPP dan koalisi Gerindra-PKB untuk bisa membangun komunikasi dengan PDI Perjuangan.
Jika nantinya Megawati dan PDIP “dipertemukan” dengan koalisi Indonesia Bersatu (Golkar, PAN dan PPP) dan koalisi Gerindra-PKB, maka putusan pengusungan nama Capres akan lentur, dinamis dan bukan lagi hak mutlak PDIP.
Harus ada toleransi, kelenturan politik, mengakomodasi usulan koalisi atau parpol, tarik ulur hingga negosiasi politik untuk menghasilkan nama Capres yang disepakati bersama. Jika memang PDIP akan dipertemuan dengan Golkar, PAN, PPP, Gerindra dan PKB maka akan ada konfigurasi pasangan Capres Cawapres yang berbeda.
Spekulasi kemudian memunculkan skenario pasangan Ganjar-Prabowo atau Prabowo-Ganjar yang memiliki tingkat elektabilitas sangat tinggi dalam tiga tahun terakhir dari semua survei dan jajak pendapat yang digelar lembaga survei.
Namun apakah PDIP bersedia menerima skenario pasangan Ganjar-Prabowo atau Prabowo-Ganjar tanpa melibatkan “trah Soekarno” yakni Puan Maharani.
Ketidaktertarikan parpol untuk mengusung Puan Maharani karena parpol selalu mendasarkan pertimbangan realistis. Dalam seluruh hasil survei yang digelar lembaga survei, nama Puan Maharani masih jauh dari angka yang meyakinkan.
Berdasarkan jajak pendapat atau hasil survei dari berbagai lembaga survei masih menempatkan Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto dan Anies Baswedan di urutan teratas tiga besar dalam tiga tahun perjalanan survei digelar.
Ketiga nama ini bahkan nyaris sulit untuk dikejar karena mereka memang rajin turun ke bawah setiap hari. Namun dari ketiga tokoh teratas itu yang kelihatannya cukup sulit dan kompleks adalah peluang mengusung Ganjar Pranowo.
Meski Ganjar terus menduduki nomor satu sebagai sosok yang paling banyak dipilih rakyat dari hasil survei, namun karena ia “tidak memiliki partai” tentu harus ada kesadaran tinggi dari para pemilik partai untuk mengutamakan aspirasi rakyat ketimbang ambisi pribadi.
Benarkah PDIP Akan Munculkan Skenario Prabowo-Puan
Kedua, skenario Prabowo-Ganjar bisa saja dinegosiasikan oleh PDIP. Dengan menggantinya mengusung pasangan Prabowo-Puan. Karena konon kabarnya saat ini Mega harus mentaati “Perjanjian Batu Tulis” antara Mega dengan Prabowo.