“Jadi memang anggaran subsidi sudah ada yang Rp 502,4 triliun dan bansos ada anggarannya sendiri,” kata dia saat ditemui di kantornya, Senin, 29 Agustus 2022.
Isa menjelaskan total tambahan anggaran bansos untuk BLT BBM yang sebesar Rp 24,17 triliun itu diperoleh dari penambahan anggaran perlindungan sosial sebesar Rp 18,6 triliun yang telah disetujui DPR RI pada Mei 2022 lalu. Karena itu anggaran bansos dalam APBN 2022 menjadi sebesar Rp 431,5 triliun.
Anggaran tambahan untuk BLT, tuturnya, juga diambil dari dana cadangan sebesar Rp 3,4 triliun. Sisanya, Rp 2,17 triliun diambil dari anggaran pemerintah daerah yang telah diberikan melalui dana transfer ke daerah.
Menurut Isa, penambahan anggaran bansos ditujukan semata untuk merespons kenaikan harga barang-barang kebutuhan pokok yang terus membebani ekonomi masyarakat. Dengan adanya BLT sebaga bansos ini, kata dia, masyarakat terutama golongan bawah bisa terjaga daya belinya.
“Jadi apakah BBM mau dinaikkan atau tidak, tapi pemerintah memang sudah melihat bahwa ada kebutuhan untuk membantu rakyat terutama golongan bawah ini dengan tambahan bansos,” kata Isa.
Sementara itu, pemerintah di tingkat Kementerian dan Lembaga ternyata sudah merampungkan revisi Peraturan Presiden Nomor 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran BBM.
Seperti yang diketahui, saat ini harga BBM Pertalite yang dijual di SPBU dijual Rp 7.650 per liter, sementara harga BBM Solar Subsidi hanya Rp 5.150 per liter.
Sayangnya memang, kepastian waktu kenaikan harga BBM Pertalite dan Solar Subsidi ini masih hanya diketahui oleh Jokowi. Pasalnya, dalam Rapat terbatas (ratas) di Istana Negara Senin (29/8) kemarin, Jokowi masih belum memberi tahu jadwal kapan harga baru BBM ini akan diumumkan.
“Semua peserta rapat dengan Presiden kemarin juga nggak ada yang dikasih tahu,” ungkap sumber sebagaimana dilansir dari detikcom.
Pakar Kebijakan Publik Narasi Institute Achmad Nur Hidayat menganggap kebijakan pemerintah yang menggelontorkan tambahan bantalan sosial Rp 24,17 triliun tak akan sebanding dengan dampak kenaikan harga BBM bersubsidi.
Menurut dia, bantalan sosial yang akan digelontorkan dalam bentuk program-program bantuan langsung tunai (BLT) itu dari sisi besaran pun sangat kecil. Target yang disasar juga terbatas hanya golongan keluarga miskin belaka.
“BLT yang disalurkan dinilai tidak sebanding dengan besarnya dampak yang akan ditimbulkan,” kata Achmad melalui keterangan tertulis, Rabu, 31 Agustus 2022.