“Kami menyesali pernyataan Sudirman Said yang masih membawa-bawa jabatan dan partai asal, padahal kita semua sudah melebur dalam TKN dalam jabatan masing-masing,” kata Hermawi dalam keterangan tertulis, Jumat (29/12/2023).
Menurut Hermawi perbedaan pendapat itu seharusnya dibicarakan dalam konteks Timnas Amin. Dia tak setuju bila NasDem ditarik-tarik ke dalam polemik itu.
Ia juga berpandangan, mestinya semua tim sukses (timses) tidak membahas masalah internal ke ranah publik. Apalagi, menyeret-nyeret nama dan jabatan.
Hermawi mengingatkan, kehormatan Ali mestinya dijaga mengingat dimandatkan NasDem sebagai koordinator Amin pada Pilpres 2024. Dengan begitu, apa yang disampaikannya merupakan pandangan partai.
“Sehingga yang disampaikan merupakan sikap dari partai. Sudirman seharusnya tidak mencampuri urusan internal Partai NasDem karena dia juga bukan kader Partai NasDem,” ujar Hemawi.
Elit Nasdem Minta Sudirman Said Keluar dari Timnas Amin
Senada dengan Hermawi, politisi Partai Nasdem Bestari Barus pun meminta Sudirman Said dikeluarkan dari Timnas AMIN.
“Saya pikir karena sudah mengganggu, partai pengusung, layak untuk dia (Sudirman Said) dikeluarkan dari Timnas. Bersama siapa pun yang terlibat di dalamnya mengolah-olah kalau kata orang,” kata dia, dalam keterangan tertulis, Sabtu (30/12/2023).
Bestari juga mempermasalahkan cara Sudirman menyikapi pernyataan Ali yang dinilainya lancang dan tidak tahu posisi.
“Menurut saya Sudirman Said lancang, tidak berkoordinasi dengan head coach, pelatih kepala Bapak Ahmad Ali. Kalau namanya asisten kapten itu berkoordinasinya dengan siapa, asisten namanya, kapten main bola saja, strategi yang ngatur itu Ahmad Ali, Pelatih kepala. Jadi, jangan lancang,” cetus dia.
Jangan Bikin Gaduh
Politikus Partai NasDem, Achmad Rizki ikut mengecam Sudirman Said. Ia mengatakan sebaiknya Sudirman tidak lagi membicarakan hal ini di ranah publik. Namun, menyelesaikan di internal Timnas Amin dan tidak melebar (offside) ke ranah partai pengusung.
“SS (Sudirman Said) jadi pengurus Timnas Amin bukan dari partai pengusung. Jadi, jangan berkomentar yang aneh-aneh apalagi offside daripada kemudian bikin gaduh internal,” sarannya.
Rizki melanjutkan, Sudirman masuk Timnas Amin karena faktor kedekatan dengan Anies. Sementara itu, Anies-Muhaimin bisa ikut berkontestasi berkat dukungan partai politik (parpol) pengusung. “Karenanya, kerjalah yang baik untuk Anies, jangan bikin kegaduhan.”
Bagi caleg DPRD DKI Jakarta dari daerah pemilih (dapil) 8 ini, apa yang disampaikan Ali benar mengingat putaran pertama masih berlangsung dan pemungutan suara belum dilakukan. “Bagaimana mau bicara koalisi, sedangkan kita masih bersaing dengan paslon 02 dan 03?” tanyanya.