EDITOR.ID, Jakarta,- Hujan deras yang mengguyur Jakarta pada Selasa (25/2/2020) dini hari tadi membuat sejumlah wilayah banjir. Terjangan banjir di beberapa wilayah di Ibu Kota mencapai ketinggian bervariasi, dari 30 cm hingga 60 cm.
Musibah ini membuat warga DKI Jakarta kesal dan kecewa kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Pasalnya, banjir ini terjadi hanya berselang satu hari dengan kejadian banjir serupa di hari Minggu (23/2/2020). Kenapa musim penghujan tidak diprediksi dan diantisipasi sejak awal?
Kejadian ini membuat warga khawatir dan was-was banjir akan kembali terjadi besok atau lusa karena curah hujan diprediksi BMG masih akan terjadi dengan intensitas tinggi pada bulan Februari hingga Maret 2020.
Kekecewaan warga ditumpahkan karena beberapa hari sebelum musibah banjir datang, Gubernur DKI Jakarta kurang memperhatikan pencegahan sejak dini dari ancaman banjir.
“Pak Anies justru sibuk ngurusi balap Formula sama pemugaran taman Monas, daripada duitnya buat hal-hal yang tidak bermanfaat kenapa sih anggaran APBD DKI tidak dipakai untuk membiayai normalisasi sungai di Jakarta, atau membuat sungai baru untuk menyalurkan air ke Banjir Kanal Barat dan Banjir Kanal Timur, ” keluh Yustina, warga Kelapa Gading, Jakarta Utara yang rumahnya juga mengalami kebanjiran cukup parah.
Yustina mengaku cukup kecewa dengan pola Anies Baswedan dalam mengelola Kota Jakarta. “Ini jadi pelajaran kita semua agar jangan sampai memilih pemimpin yang tidak peduli dengan lingkungan dan tata kota, terus terang kami sangat dirugikan dan menderita rumah kami diterjang banjir, air masuk sampai ke dalam dan merusak semua perabotan rumah,” paparnya.
Sementara itu Pengamat Perkotaan Nirwono Joga mengatakan, warga terdampak banjir secara psikologis stres karena berulang kali mengungsi dan kembali ke rumahnya untuk bersih-bersih.
Menurut Nirwono kalau Jakarta dibiarkan tanpa ada perbaikan, maka semakin memperkuat alasan harus pindah. Dia pun khawatir Jakarta akan dibiarkan tenggelam karena sudah tidak jadi ibu kota dan orang tidak lagi memperhatikannya.
“Pemprov DKI, pusat, harus komitmen apapun yang dilakukan, fokus 5 tahun ke depan ini bisa tidak mengurangi banjir Jakarta. Saya nggak berharap Jakarta bebas banjir dalam 5 tahun tetapi ada penurunan signifikan daerah yang tergenang banjir,” kata dia.
Fokus ini perlu dilakukan supaya tidak lagi saling menyalahkan dan beda pendapat antara DKI dan pusat. Jangan sampai yang dikorbankan masyarakat terdampak banjir.