“Saya kaget ketika ada direksi yang menjabat komisaris di banyak perusahaan. Memang saya belum lihat aturan Kementerian BUMN, ini akan saya review dulu, tapi secara etika mestinya kalau sudah menjabat jadi direktur utama ya itu maksimal menjadi komisaris di 2 perusahaan,” kata Erick di Jakarta, Jumat (13/12/2019).
Selain tak etis, Erick juga menyoroti penghasilan yang diterima direksi yang merangkap jabatan akan sangat besar. Dapat Gaji plus income di anak cucu perusahaan. Idealnya, kata dia, gajinya sebagai komisaris tidak boleh lebih dari 30 persen dari gajinya sebagai direksi.
“Dan itu pun nilai gajinya yang ada di komisaris itu mestinya tidak boleh lebih besar dari gaji Dirut atau bahkan mestinya hanya 30% dari pada nilai yang sudah didapatkan. Misalnya gajinya 50 (juta) ya dua komisaris itu mestinya nilainya hanya 15 (juta) atau 20 (juta),” katanya.
Lebih lanjut, Erick menegaskan bahwa ia tak mau direksi berlomba-lomba untuk menjadi komisaris jika nilai gaji komisaris sama besar dengan gaji direksi.
“Kalau enggak (dibatasi) begitu pada akhirnya malah menimbulkan semua direksi berlomba-lomba jadi komisaris juga, ini yang enggak saya suka,” tuturnya.
“Kalau nggak akhirnya ini yang saya nggak mau, akhirnya semua berlomba-lomba menjadi komisaris juga. Bayangkan kalau ada misalnya, saya bukan suudzon ya. Misalnya di Pertamina, ada 142 perusahaan. Tiba-tiba direksinya menjadi komisaris di 142 perusahaan. Itu kan lucu-lucuan. Nah itu kita sikat,” sambungnya.
Pendiri Mahaka Group itu berjanji akan meninjau kondisi rangkap jabatan para direksi BUMN. Hal ini akan dimasukkan dalam aturan soal pembentukan anak, cucu, dan cicit usaha.
“Saya review dulu aturannya, kalau enggak kami buat aturannya, karena menurut saya itu sesuatu yang tidak sehat, masa sudah jadi dirut masih jadi komisaris di banyak perusahaan,” ujar Erick.
Sebagai informasi, lima direksi Garuda Indonesia yang dicopot akibat dugaan penyelundupan moge Harley Davidson dan sepeda lipat Brompton ternyata rangkap banyak jabatan.
Direktur Utama Garuda Indonesia Ari Askhara misalnya, menjabat sebagai komisaris di enam perusahaan. Bahkan, Direktur Human Capital Garuda Indonesia Heri Akhyar menjabat sebagai komisaris di delapan perusahaan.
Erick menambahkan jika saat ini Ari Askhara dan direksi Garuda Indonesia lainnya yang merangkap jabatan telah diberhentikan dari posisi komisaris di anak perusahaan pelat merah tersebut. Erick Thohir juga mengungkap bahwa pihak komisaris PT Garuda Indonesia juga telah mengeluarkan surat pemberhentian jabatan tersebut.
