Surabaya, EDITOR.iD, – Hari ini 10 Nopember 2015 adalah hari keramat dan diperingati oleh seluruh rakyat Indonesia untuk mengenang tewasnya lebih dari 10 ribu nyawa arek-arek Suroboyo demi sebuah harga diri. Kita menangis terharu mengenang pertempuran dramatis antara arek-arek Suroboyo melawan Tentara Inggris yang ingin menguasai Surabaya pada 10 November 1945.
70 tahun silam pemuda-pemuda Surabaya yang seharusnya punya masa depan, yang seharusnya bisa menikmati hidup untuk menikah dan sebagainya. Namun kala itu mereka rela menyerahkan nyawanya demi merah putih.
Inggris mengancam. Arek-arek Suroboyo dipaksa menyerahkan diri dan ditangkap sebagai penjahat karena tewasnya Jenderal Mallaby dalam sebuah insiden di jembatan Merah. Tapi apa jawaban pemuda Surabaya kala itu –yang mungkin sekarang jika masih hidup adalah kakek dan nenek kita, lebih baik mati daripada menjadi tawanan Inggris dan Belanda.
Inggris mengerahkan segala peralatan tempur dan ribuan pasukan yang didatangkan dari Asia Tenggara hingga India untuk menggempur Surabaya. Kapal perang canggih, pesawat tempur dan prajurit paling ditakuti dunia, Tentara Gurkha diterjunkan.
Apa kata arek Suroboyo: “Lha opo wedi rek..Nek cuma ambek tentara Inggris ga ono apa-apane rek.. Inggris mati kelinggis (kenapa takut teman kalau cuma menghadapi Tentara Inggris tidak ada apa-apanya sama kita,red),” demikian nada gurauan pemuda Surabaya menghibur diri ditengah raungan pesawat pembom Inggris menjatuhkan puluhan ton bom ke wilayah Surabaya.
Asap mengepul hitam, disana sini arek-arek Suroboyo menyelinap di bangunan-bangunan mulai Pegirian, Sidotopo, Kapasan, Morokrembangan. Mereka hanya bermodalkan clurit dan bambu runcing. Siap menyambut kehadiran tentara paling ditakuti dunia, tentara Gurkha yang sudah bersenjatakan senapan mesin.
Puluhan arek-arek Suroboyo berjatuhan bergelimpangan terkena bom, peluru senapan mesin. Mereka hanya bisa berteriak Allahu Akbar. Keberanian dan semangat arek-arek Suroboyo demi tegaknya Republik ini harus dibayar nyawa. Dan mereka sangat ikhlas dan tulus menghadapi perang. Mereka mengubur masa depan mereka demi merah putih.
Bismillahirrahmanirrahim …
Merdeka !!!
Saudara-saudara rakyat jelata di seluruh Indonesia, terutama, saudara-saudara penduduk kota Surabaya. Kita semuanya telah mengetahui bahwa hari ini tentara Inggris telah menyebarkan pamflet-pamflet yang memberikan suatu ancaman kepada kita semua. Kita diwajibkan untuk dalam waktu yang mereka tentukan, menyerahkan senjata-senjata yang kita rebut dari tentara Jepang.