“Di Universitas itu saya ambil program ekonomi dan dari situ mendapatkan beasiswa ke Jepang, di Jepang saya selesaikan S2 dan S3 sekaligus. Semua itu bisa berjalan cepat karena memang saya tentukan tesis tentang strategi pengembangan wilayah. Selagi studi, saya juga aktif di World Bank dengan membuat kajian-kajian ekonomi terkait infrastruktur. Lima tahunan setelah meraih gelar doktoral saya benar-benar full masuk World Bank di bidang energi,” ungkap dia.
Meski ia adalah anak seorang menteri, namun perjalanan karir dirintisnya dengan mandiri. Emil mulai bekerja di World Bank membidangi infrastruktur. Memang sedikit banyak profesi sang ayah turut memengaruhi kecintaannya pada bidang infrastruktur. Sang Ayah selalu berbagi pada Emil kecil tentang bidang pekerjaannya yang fokus di infrastruktur.
“Saya memang dibesarkan di satu lingkungan yang mana Ayah saya selalu sharing banyak tentang pekerjaannya. Dari kecil saya dikasih bacaan soal infrastruktur, jadi secara tidak sengaja membentuk pemikiran pada diri saya bahwa kontribusi yang paling signifikan buat negara adalah pembangunan infrastruktur. Dan saya memulainya dengan masuk World Bank,” kata penulis buku Agropolitan tersebut.
Grafik prestasinya terus menanjak. Emil menjadi World Bank Officer di Jakarta dan Media Analysis Consultan di Ogilvy (2001-2003). Puncak karirnya dia raih saat dipasrahi tanggung jawab sebagai Chief Business Development and Communication-Executive Vice President di PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia.
Selanjutnya pada akhir 2010, Emil resmi bergabung di PT PII. PT PII dinilai Emil sebagai lembaga Negara paling tepat untuk mewujudkan mimpinya untuk ikut membantu merealisasikan proyek-proyek infrastruktur di Tanah Air.
PT PII dinilai memiliki posisi strategis untuk menjadikan proyek-proyek infrastruktur menjadi bankable, PT PII memiliki modal, bisa menciptakan investor. Lebih dari itu, melalui PT PII Emil ingin mengabdi kepada masyarakat.
Sebelum terjun dunia politik praktis, khalayak luas lebih mengenal sosok Emil sebagai selebritis. Putra pertama dari Wakil Menteri Pekerjaan Umum Ahmad Hermanto Dardak itu ternyata juga aktif sebagai salah satu penyanyi pop-jazz di Tanah Air. Ketika kuliah, Emil juga aktif bermusik, aktif ikut festival musik jazz, aktif ngeband, dan aktif mencipta lagu.
Profesi yang berbeda itu dijalani Emil secara beriringan. Pria lajang ini berprinsip, tiap orang membutuhkan aktivitas lain selain aktivitas terkait akademik. Jika aktivitas terkait akademik Emil memilih di PT PII, maka aktivitas lain adalah menyanyi. Kuncinya adalah bagi waktu.