Khofifah Indar Parawansa akhirnya memilih Bupati Trenggalek Emil Elestianto Dardak sebagai pendampingnya di Pilihan Gubernur Jawa Timur 2018. Nama Emil Dardak berhasil menyisihkan sejumlah nama politisi dan kepala daerah yang sebelumnya turut digodok sebagai calon wakil Khofifah. Nama Emil sontak berkibar.
Apalagi Partai Demokrat dan Partai Golkar secara resmi mengumumkan sebagai parpol pengusung pasangan Khofifah- Emil Dardak. Lalu siapakah Emil Dardak ?. Emil Dardak adalah putra mantan Wakil Menteri Pekerjaan Umum Hermanto Dardak (2010-2014).
Diam-diam pria kelahiran Jakarta 20 Mei 1984 ini juga masih “berdarah biru”. Ia adalah cucu dari Mochamad Dardak, kakeknya merupakan Kiai Nahdlatul Ulama (NU) asal Trenggalek. Ibu Emil, yakni Sri Widayati adalah keturunan Letjen Anumerta Wiloejo Poespujudo, Gubernur Lemhanas pertama di era Presiden Soekarno.
Yang cukup unik dari Emil adalah ia rela meninggalkan pekerjaan prestise sebagai eksekutif World Bank dan posisi penting sebagai EVP head of project appraisal and underwriting PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PT PII Persero). Emil sapaan akrabnya, tiba-tiba tertantang di dunia politik dengan maju sebagai Bupati di Trenggalek. Sebuah kabupaten di selatan pulau Jawa, kurang dikenal dan daerah miskin. Meski Emil menerima gaji kecil sebagai Bupati dan rela kehilangan pendapatan ratusan juta sebagai eksekutif di Jakarta, ia ikhlas mencari tantangan sebagai pemimpin daerah.
Muda, pintar, dan penuh talenta. Predikat itu layak diberikan kepada Emil Elestianto Dardak. Hal itu dibuktikan dengan Emil meraih gelar Doktor Ekonomi termuda di Ritsumeikan Asia Pacific University Jepang. Usianya saat itu baru 27 tahun.
Siapa sangka, ayah dari Lakeisha Ariestia Dardak dan Alkeinan Mahsyir Putro Dardak ternyata ini memiliki sisi kehidupan akademis yang membuat orang berdecak kagum. Di usia 22 tahun dia lulus dari Ritsumeikan Asia Pacific University dengan nilai memuaskan.
Di usia 17 tahun Emil memperoleh gelar diploma dari Melbourne Institute of Business and Technology. Emil mengenyam pendidikan S1 di Universitas New South Wales Australia. Titel S2 dan S3 nya dia peroleh di Ritsumeikan Asia Pacific University Jepang.
Dengan kecerdasannya, memang wajar bila Emil bisa mudah masuk ke World Bank. Pendidikan SMA, S1, S2, hingga S3 ditempuh dengan jalur ‘ngebut’. Itu bermula ketika Emil menjadi juara satu siswa teladan se-DKI Jakarta. Dari situ, Emil termotivasi mendapatkan beasiswa dan akhirnya berhasil masuk ke Raffles Institution, sekolah anak-anak top Singapura macam Lee Kuan Yew. Berawal dari situ, Emil terpacu berprestasi lebih, dua tahun di Raffles Institution, Emil memilih tantangan lain untuk masuk ke University of Wales tanpa lebih dulu ke junior college.