EDITOR.ID, Jakarta,- Hari ini rencananya akan ada demo besar-besaran di Jakarta menolak UU Omnibus Law Cipta Kerja. Namun muncul berita tak mengenakkan. Konon kabarnya dari ratusan massa yang akan menggelar aksi demo ada sejumlah massa yang diduga konon positif terinfeksi Covid-12.
Konon, menurut sumber EDITOR.ID, jumlah massa peserta unjuk rasa jika tak terkendali maka sulit membedakan mana yang memang benar-benar bebas Covid atau mana yang positif Covid tapi masuk kategori “Orang Tanpa Gangguan”.
“Jika benar hari ini massa menggelar aksi demo di depan gedung DPR, maka sulit mendeteksi kerumunan massa yang tidak terinfeksi Covid dengan sejumlah massa yang diduga bisa menjadi OTG yang menulari massa pendemo lainnya, makanya harus hati-hati,” ujar sumber tersebut.
Apa yang menjadi kekhawatiran sumber tersebut memang cukup masuk akal dan tidak mengada-ngada. Terbukti, ada sebanyak 12 peserta demo hari Rabu (8/10/2020) sebelumnya yang dinyatakan reaktif Covid-19.
Mereka yang menjadi penular Covid tapi tanpa gangguan adalah pendemo dari puluhan siswa yang berhasil diamankan pihak kepolisian. Anak-anak muda penyebar virus Corona ini juga ikut berunjuk rasa menolak pengesahan Undang Undang Cipta Kerja (UU Ciptaker) atau Omnibus Law di depan Gedung MPR/DPR RI, Jakarta.
Mereka adalah para pelajar STM yang ikut-ikutan menyusup aksi Unjuk Rasa menentang RUU Omnibus Law Cipta Kerja ditengah-tengah buruh dan mahasiswa.
Hal itu setelah pihak kepolisian melakukan rapid test kepada puluhan siswa yang berhasil diamankan tersebut.
Akhirnya sebanyak 12 siswa akan menjalani tes usap atau swab untuk memastikan positif atau tidaknya mereka dari virus menular tersebut.
“Sambil menunggu hasil tes swab, mereka akan kami isolasi di Pademangan, Jakarta Barat,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Yusri Yunus di kantornya, Jakarta Selatan, Kamis (8/10/2020) seperti dikutip RRI.
Menurut Yusri para siswa STM itu antara lain berasal dari Jakarta Pusat dan Jakarta Barat. Mereka ditangkap bersama 200 pendemo yang sedang berjalan menuju Gedung DPR RI.
“Namun, baru sekitar 90 orang yang dilakukan rapid test, akan kami rapid test semuanya,” ujarnya.
Lebih lanjut Yusri mengatakan jika diantara 12 siswa tersebut dinyatakan positif Covid-19, itu akan sangat membahayakan bagi yang lainnya. Sebab, kemungkinan besar hal itu dapat menularkan ke yang lainnya.
“Ini sudah jadi klaster baru,” tegasnya.
Sebelumnya, di media sosial ramai ajakan berbentuk poster kepada anak STM untuk ikut berunjuk rasa menolak pengesahan omnibus law Rancangan Undang-Undangan (RUU) Cipta Kerja di Depan Gedung DPR RI.