EDITOR.ID, Lamongan, – Semakin bertambah hari, kondisi di Desa Sidodowo Kecamatan Modo Kabupaten Lamongan tampak kian mencekam. Hal tersebut dipicu karena adanya kasus COVID-19 yang telah memakan korban hingga menyebabkan kematian di desa tersebut. Wajar jika Desa Sidodowo menjadi pusat perhatian publik.
Dari data desa yang dihimpun, Secara geografis, Sidodowo merupakan desa yang berada di sebelah barat wilayah Lamongan, berbatasan dengan kecamatan Kepohbaru dan Baureno Kabupaten Bojonegoro.
Desa ini memiliki luas 650 hektar. Secara umum, desa ini terdiri dari 9 dusun, di antaranya Dusun Bringin, Bunder, Damarsih, Damber, Gowang, Jamprong, Kedundowo, Kedungsari, dan Kedungsogo.
Mayoritas masyarakatnya bekerja sebagai petani dan kebanyakan masyarakatnya menggantungkan hasil pertanian dari tanaman padi, jagung, dan tembakau. Sementara, remajanya banyak yang merantau ke luar daerah.
Kepala Desa Sidodowo, Ali Mahrus menyampaikan, sebelum terjadi lonjakan kasus COVID-19, banyak warga yang tak percaya dengan virus tersebut. Bahkan, mereka enggan untuk menerapkan protokol kesehatan dan terkesan meremehkan bahayanya virus ini.
?Sebelumnya, memang banyak warga yang seolah meremehkan. Mereka juga bilang, masak orang tani aja kok bisa sampai kena Corona,? ujar Ali, Minggu (6/6/2021).
Namun, setelah terjadinya lonjakan kasus COVID-19 di Desa ini, hingga membuat 7 orang meninggal, saat ini masyarakat di Desa Sidodowo berubah pandangannya, serta mulai percaya tentang keganasan COVID-19.
Tak hanya itu, setelah kabar tentang virus mematikan ini menyebar, tiba-tiba muncul ketakutan masyarakat desa. Lingkungan di sekitar masyarakat yang terpapar itu pun sekarang berubah jadi sepi.
?Kawasan ini sekarang berubah jadi sepi. Sebab sudah ada bukti tentang bahaya COVID-19,? jelasnya saat dikonfirmasi.
Dalam keterangannya, Kades Sidodowo itu menyebutkan, selain ada korban 7 korban jiwa yang meninggal, ada juga 40 warga yang saat ini sedang terpapar.
?Kemarin yang meninggal ada lima, dan ada tambahan lagi dua. Yang dua tersebut meninggalnya di rumah. Jadi jumlahnya 7. Warga yang terpapar hari ini ada 40 orang,? ungkap Ali.
Karena kejadian tersebut, akhirnya Pemerintah desa mengambil keputusan untuk Lockdown yang dimulai sejak tanggal 4 Juni 2021 lalu. Selain itu, juga dilakukan pula penyekatan di wilayah perbatasan antara Desa Kedungwaras dengan Sidodowo.
?Upaya dari pemerintah desa, yang pertama, melakukan pembatasan di sebagian wilayah, dan untuk keluar masuk desa kita terapkan satu pintu. Lalu kemarin juga sudah dilakukan penyemprotan atau fogging,? tuturnya.