“Kami prihatin karena pencarian bibit ini nyambung juga ke PBSI. Mencari bibit unggul, tidak mungkin PBSI mengadakan sendiri. PBSI kan terima jadi, (artinya) punya potensi yang terseleksi dan sudah prestasi. Jadi istilahnya sudah setengah matang. Sekarang istilahnya siapa yang punya tugas untuk mengumpulkan bibit bulutangkis lalu mencari bibit-bibit bulutangkis sampai pelosok Tanah Air kan?” kata Kepala Bidang Pembinaan Prestasi PP PBSI, Susy Susanti, Minggu (8/9/2019).
“Ya, di saat kami sedang berjuang untuk mempopulerkan bulutangkis, sebagian pihak ingin menyetop. Sedangkan kami tahu bulutangkis kan olahraga yang andalan Indonesia tiap event, yang diharapkan meraih medali. Kalau tidak ada suplai dari bawah (klub) siapa yang akan membantu PBSI untuk menjaring bibit-bibit,” dia menjelaskan.
Peraih medali emas Olimpiade 1992 Barcelona itu juga mengatakan penyetopan ini juga mengganggu proses regenerasi.
“Untuk cari bibit putri saja dipermasalahkan. Mana 20 tahun tidak ada? Sekarang dipusingkan pencarian bibit tadi siapa mau bertanggung jawab. Sekarang, kalau memang dihentikan apakah yang lain akan siap membantu kepedulian untuk menyiapkan lagi bibit-bibit untuk PBSI. Juara itu nggak bisa simsalabim tiga bulan,” ujar istri dari legenda bulutangkis Alan Budikusuma ini.
“Sekarang masyarakat bisa menilai lah apa yang dipakai dalam audisi ini. Apakah itu menyalahi atau merugikan semuanya. Kan dari audisi ini lahir juara juara. Kalau diekploitasi berarti Kevin dieksploitasinya dong,” ujar dia.
“Kalau nggak peduli jangan nuntut prestasi juga. Sebuah prestasi tidak bisa diciptakan oleh segolongan saja harus bahu membahu,” dia menegaskan. (tim)