Jakarta, EDITOR.ID,- Pengamat militer Drs Asri Hadi MA makin yakin calon Panglima TNI penerus Jenderal Andika Perkasa adalah Laksamana TNI Yudo Margono.
Keyakinan tersebut semakin diperkuat isu ketidakharmonisan hubungan antara Panglima Jenderal Andika dengan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurahman yang dimunculkan Anggota Komisi I DPR RI Effendi Simbolon. Politisi PDI Perjuangan ini mencium hubungan Andika dengan Dudung sedang tidak baik-baik saja.
“Kalau panglima TNI tidak cocok dengan KASAD besar kemungkinan Panglima TNI yang akan datang KASAL,” ujar Asri Hadi di Jakarta, Senin (5/9/2022)
Isu siapa sosok pengganti Jenderal Andika Perkasa sebagai Panglima TNI sudah ramai jadi perbincangan publik, meski masih 3 bulan lagi.
Sebab Presiden sudah harus mulai memilih siapa nama calon pengganti Jenderal Andika Perkasa sebagai Panglima TNI. Karena dalam prosesnya, setelah dipilih, Presiden harus mengajukan nama calon Panglima TNI ke DPR RI untuk uji kompetensi.
Asri Hadi menyebutkan Laksamana TNI Yudo Margono sangat berpeluang mengisi kursi Panglima TNI karena hingga saat ini masih aktif menjabat sebagai KSAL. “Pak Yudo Margono masih aktif menjabat KSAL dan belum pensiun,†papar Asri Hadi.
Berdasarkan Undang-Undang (UU) TNI, jabatan panglima TNI hanya bisa diduduki kepala staf angkatan dan belum memasuki masa pensiun.
Jika mengacu pada syarat untuk dicalonkan sebagai Panglima TNI, maka mereka yang berpeluang menjadi pengganti Jenderal Andika Perkasa ada tiga nama.
Siapa pengganti Andika, sesuai aturan, calon Panglima TNI yang akan diajukan oleh Presiden kepada DPR untuk diuji dalam hal kompetensinya adalah perwira tinggi yang pernah menduduki kepala staf angkatan dan belum memasuki masa pensiun.
Dengan ketentuan itu, maka yang berpeluang dipilih oleh Presiden Joko Widodo saat ini adalah Kepala Staf TNI Angkatan Darat (AD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman, Kepala Staf TNI Angkatan Laut (AL) Laksamana TNI Yudo Margono dan Kepala Staf TNI Angkatan Udara (AU) Marsekal TNI Fadjar Prasetya.
Untuk melihat peluang ketiga perwira tinggi itu akan dipilih oleh Presiden Joko Widodo, dapat menggunakan sejumlah parameter, yakni usia para kandidat dan sistem bergilir antar angkatan.
Dari sisi umur, ketiganya memiliki peluang yang sama, karena hingga Desember 2022 masih memiliki waktu aktif antara satu hingga dua tahun. Jenderal Dudung Abdurachman, lahir pada 19 November 1965 atau berusia 57 tahun, Laksamana Yudo Margono lahir 26 November 1965 atau berusia 57 tahun dan Marsekal Fadjar Prasetyo lahir 9 April 1966 atau berusia 56 tahun.