Jakarta, EDITOR.ID,- Tuntutan ribuan kepala desa yg melakukan aksi demo di Gedung DPR yg meminta perpanjangan masa jabatan dari enam tahun menjadi sembilan tahun, tampaknya menimbulkan pro-kontra di kalangan publik secara luas.
Seperti yang dikatakan oleh penggagas UU Desa Budiman Sudjatmiko, “Saya memahami dinamika pembangunan di desa. Tampaknya memang masa enam tahun itu tidak cukup bagi pemimpin desa dalam mewujudkan pembangunan dalam meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan warga desa,” kata Budiman, politisi PDI-P dalam sebuah diskusi bertajuk “periodisasi jabatan kepala desa dan keberlanjutan pembangunan di desa” di Hotel Grand Wish, Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
Menurut Budiman, masa jabatan enam tahun bagi kepala desa dirasakan kurang, apalagi buat kepala desa yang visioner. “Itu sebabnya saya mendukung aspirasi perpanjangan masa jabatan sembilan tahun tetapi dibatasi hanya boleh dua periode,” katanya lagi.
Ia merujuk dalam UU No. 6/2014 Tentang Desa yang berlaku saat ini adalah masa jabatan kepala desa enam tahun namun boleh dipilih kembali sampai tiga periode.
Betapa penting memang pembangunan di desa. Asri Hadi MA, dosen senior IPDN memberikan ilustrasi pembangunan di beberapa negara maju berbasis dari desa. Contohnya di Jerman, Korea Selatan, Jepang dan Cina.
“Kita harus belajar dari negara-negara itu” kata Asri Hadi alumni Sosiologi UI yang melanjutkan studinya di Monash University, Melbourne, Australia.
Menurutnya, Jerman misalnya bahwa kisah suksesnya pembangunan desa di Jerman bermula pada tahun 1850-an, yaitu membangun koperasi modern dari sektor pertanian.
Kini perekonomian Jerman menduduki peringkat No. 4 Dunia.
Sosok Asri Hadi
Drs. Asri Hadi, MA pernah tercatat sebagai Dosen Tamu di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut atau yang disingkat SESKO AL.
Penerima Penghargaan Satyalacana Dwidya Sistha ini memulai karir sebagai Dosen IIP-IPDN Kementerian Dalam Negeri sejak tahun 1986 hingga sekarang.
Pria kelahiran Desa Lintau, Kabupaten Tanah Datar Provinsi Sumatera Barat 25 Mei 1958 saat ini menjabat sebagai Ketua Dewan Redaksi EDITOR.ID. Asri Hadi juga pernah aktif diberbagai kegiatan relawan dalam penanggulangan bahaya narkotika di Forum Organisasi Masyarakat Anti Narkoba (FOKAN) mitra kerja Badan Narkotika Nasional (BNN).
Asri Hadi merampungkan SMAnya pada 4 Desember 1976. Selanjutnya pada 1977, ia terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Ia juga sebagai mahasiswa Institut Teknologi Bandung juga Pajajaran Bandung.
Uniknya, pada 1978 Asri Hadi menjadi mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia dan Lulus dari FISIP UI tanggal 19 Juli 1984 dengan gelar Drs Sosiologi.