Jakarta, EDITOR.ID,- Isu Green Energi dan hilirisasi pengolahan sawit atau CPO sedang menjadi perhatian utama Presiden Joko Widodo dalam usaha mewujudkan energi terbarukan.
Langkah Presiden Jokowi meningkatkan nilai tambah produk mentah sawit di ekspor ke manca negara sudah dalam bentuk produk jadi.
Hilirisasi inilah yang sudah dilakukan PT Maulana Karya Persada untuk mewujudkan langkah dan kebijakan Presiden Jokowi bahwa Indonesia saat ini tak ingin hanya sekedar mengekspor komodite sawit atau CPO dalam bentuk produk mentah tapi sudah dalam kondisi produk jadi.
Selain itu PT Maulana Karya Persada ikut memberikan kebanggaan bagi negeri ini dalam mewujudkan Indonesia menuju green energi atau energi ramah lingkungan dari hasil pengolahan sawit yang dilakukan PT MKP untuk ikut memberikan sumbangsih kepada negeri ini melalui produk bio diesel berbasis sawit yang ramah lingkungan.
Siapa sosok arsitek dibalik kesuksesan PT MKP mewujudkan produk green energi dan hilirisasi.
Dia adalah Abi Maulana pengusaha muda kelahiran 1981.
Di usia yang masih muda 42 tahun pria asal Bojonegoro Jawa Timur ini sudah punya aset 1 triliun.
Ia bekerjasama penjualan dengan negara maju seperti Jepang, Korsel, China, Amerika
Hebatnya lagi beliau hanya SMK, Pesantren, ikut BLK dan kerja di Jepang 3 tahun.
Sahabat Abi Maulana Khairil Hamzah mengakui sosok Abi sangat inspiratif.
“Beliau menjadi besar dan sukses tidak diraih dengan instan tetapi karena rajin, jujur bersinergy,” ujar Khairil Hamzah founder KHP Law Firm di Jakarta, Selasa (5/12/2023)
Menurut Khairil Hamzah juga mampu meyakinkan modal dan investor asing.
“Beliau dimodali oleh orang asing dan sekarang yang bersangkutan jadi karyawannya,” paparnya.
“Beliau punya PKS (Pabrik Kelapa Sawit), Pabrik Biomass Pelet, Pabrik Mesin2 canggih,” katanya.
Usia 42 tahun, Abi Maulana hanya SMK, Pesantren dan vokasi BLK.
“Sekarang karyawan enginering dan Doktor technik lulusan ITB, Technik Belanda, Technik German,” paparnya.
Tak disangka Abi Maulana yang 12 tahun yang lalu sebagai perantau untuk ekonomis tinggal 3 tahun di masjid pasar mobil Kemayoran, kini menjadi pengusaha besar dan sukses.
Ia mampu menciptakan mesin canggih untuk mengolah bahan sawit menjadi bahan bakar ramah lingkungan berbasis bahan sawit.
Pabrik mesin Teha ditengah kota Bandung berdiri sejak zaman Belanda sudah usia 102 tahun diakuisi full oleh MKP.
Pabrik Teha dijadikan pabrik pembuat mesin CPO, Palm Pelet untuk kebutuhan sendiri dan dijual.
“Inshaa Allah beliau kedepan menjadi raja green energy dan renewable energy dunia,” katanya