Jakarta, EDITOR.ID,- Tuduhan juru bicara TPN Ganjar-MahfidMD Aiman Witjaksono soal komandan polisi memaksa anggotanya memasang baliho bergambar Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming, sangat tendensius dan berbau fitnah. Pernyataan Aiman telah menjatuhkan kewibaan Polri dimata publik.
Hal ini diungkapkan praktisi hukum dan komunikasi Edi Winarto di Jakarta, Selasa (14/11/2023). “Saya tidak yakin sekali institusi Polri akan melakukan hal tersebut, apalagi sejak apel persiapan Pengamanan Pemilu digelar, pimpinan Polri selalu mengingatkan kepada jajaran anggotanya bahwa TNI-Polri netral, dan meminta anggota menjaga netralitas tersebut,” ujarnya
Edi Winarto menegaskan bahwa TNI-Polri adalah aparat negara yang bertanggung jawab kepada keamanan negara.
“Sehingga tak mungkin terus ikut-ikutan terlibat dalam dunia politik praktis, sayangnya Aiman dalam tuduhannya merahasiakan nama, ini kan nggak boleh menuduh terang-terangan kepada institusi polri tapi yang ngomong orang lain terus si Aiman tidak menyebut siapa anggota yang dipaksa komandannya untuk memasang baliho,” katanya.
Hal tersebut, lanjut Edi Winarto, sama dengan membunuh karakter institusi Polri atau bisa juga dikatakan membuat narasi negatif agar citra polisi di Indonesia hancur dan tak dipercaya masyarakat lagi. “Mari kita berkontestasi Pilpres dengan cara sehat, menjual gagasan inovatif dan apa yang ditawarkan kepada rakyat jika ingin dipilih,” tegas Edi Winarto.
Bukan dengan cara-cara kampanye tak sehat menjelek-jelekkan institusi negara, memecah belah, menebar fitnah, menuduh kesana kemari. “Kalau sudah begini rakyat tentu akan menilai kualitas kelompok orang tersebut apakah masih pantas dipilih,” kata Edi Winarto.
Dan terbukti memang faktanya tidak demikian. Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Bambang Haryadi buka suara soal viral pemasangan balihonya yang juga memuat gambar Prabowo-Gibran. Bambang Haryadi menegaskan pemasangan baliho tersebut atas perintahnya sendiri, bukan aparat.
Dalam keterangan tertulisnya kepada wartawan, Sabtu (11/11/2023), Bambang Haryadi menjelaskan mengenai pemasangan baliho dirinya beserta gambar Prabowo-Gibran di Jember.
Di media sosial, baliho Bambang diviralkan dengan narasi diangkut oleh mobil pikap dan atas perintah polisi. Bambang Haryadi menegaskan tidak ada perintah polisi untuk memasang balihonya.
“Tidak benar dan hoax bahwa baliho itu dari pihak Polri. Baliho itu adalah alat peraga kampanye saya di dapil, dan dibuat oleh 2 percetakan milik kader Gerindra,” kata Bambang Haryadi.
“Dan terkait mobil yang ada logo Pertamina, itu adalah mobil perusahaan swasta yang menjadi agen elpiji Pertamina. Dan pihak Pertamina sudah melakukan teguran kepada perusahaan tersebut,” ujarnya menambahkan.