EDITOR,ID, Jakarta,- Kegagalan Kristina berangkat ke Jakarta sebagai anggota Paskibraka di Istana Negara pada HUT ke-76 RI pada 17 Agustus 2021 masih menyisakan kepedihan luar biasa. Bahkan kasus ini menggegerkan publik. Banyak kejanggalan yang harus ditelusuri agar di kemudian hari tak menimbulkan prasangka buruk dan ketidakjujuran.
Ada yang janggal dari pengiriman anggota Paskibraka dari wakil Sulawesi Barat.
Kristina adalah calon utusan utama dan ada calon cadangan dari Pasangkayu bernama Nuraliyah. Namun, yang berangkat adalah anak dari Mamasa, bukan cadangan tersebut.
Seharusnya saat Kristina berhalangan karena divonis positif Covid, yang berangkat adalah calon cadangan yakni Nuraliyah dari Kabupaten Pasang kayu.
Namun anehnya yang diberangkatkan bukan calon cadangan yang sudah lolos seleksi. Yang berangkat justru Anggie Fricilia Tamuntuan.
Cadangan pengganti dengan nama lain yang tidak tercantum sebagai peserta yang lolos seleksi inilah yang membuat keluarga Kristina bertanya-tanya.
“Kan ada pengganti dari calon cadangan yang sudah lolos seleksi, seharusnya setelah yang utama bermasalah, harusnya yang berangkat adalah calon cadangan tapi kenapa yang berangkat justru orang lain yang tidak masuk cadangan atau orang diluar cadangan, yang kami nilai disini banyak kejanggalan,” ungkap saudara sepupu Kristina, Malkisedek Takatio dalam sebuah wawancara dengan stasiun tv nasional.
“Adik kami ini calon utusan utama dan ada cadangan dari Pasangkayu. Tapi kenapa yang berangkat adalah anak dari Mamasa, bukan yang cadangan tadi,” lanjutnya.
Siapakah sosok Anggie ini. Sampai sekarang masih misterius. Kenapa dia bisa lolos padahal tak masuk daftar cadangan atau lolos dari seleksi di tingkat propinsi.
Tokoh muda Sulawesi Barat Dr Urbanisasi mempertanyakan ada pihak lain yang tidak lolos seleksi justru yang diberangkatkan. “Ada apa ini, saya menduga ada kepentingan yang disembunyikan, ini sangat tidak adil dan mendzolimi anak-anak generasi muda, mengajarkan mereka pada ketidakjujuran,” kecam Dr Urbanisasi.
Sebelumnya Kristina diumumkan lolos tes dan menjadi calon Paskibraka dari Sulawesi Barat. Dia kemudian menuju Provinsi Sulbar untuk pelepasan bersama Gubernur Sulbar.
Namun dengan alasan dalam tes swap positif terpapar Covid oleh Dispora Sulbar, Kristina gagal berangkat ke Jakarta. Anehnya lagi Kristina dinyatakan positif tapi tidak ditangani kesehatannya lebih lanjut dan dilepaskan begitu saja dari Mamuju ke Mamasa.
“Setelah dinyatakan positif, dia dilepaskan begitu saja dari Mamuju naik mobil ke Mamasa tanpa ada tindakan termasuk tanpa APD. Intinya tanpa penanganan,” tegas Malkisedek Takatio.
Kejanggalan lainnya keluarga menyebut Kristina yang dinyatakan positif anehnya justru ditawari menjadi Paskibraka di Provinsi dan bebas memilih peran apapun.
“Adik kami ini ditawari jadi paski provinsi dan bebas pilih peran apa saja termasuk jadi pembawa baki kalau mau. Pertanyaannya, kalau benar dia positif, kok bisa ya jadi paski di provinsi,” imbuhnya.
Keluarga menyebut setelah pulang dari Mamuju, Kristina melakukan tes PCR kedua. Hasilnya ternyata negatif. Lebih lanjut, keluarga memohon keadilan kepada Presiden Joko Widodo untuk Kristina terkait permasalahan tersebut.
“Karena itu, selaku warga negara Indonesia, bangsa yang katanya beradab ini, kami mohon keadilan ditunjukkan kepada kami juga. Ada apa di balik kejanggalan yang kami temukan ini? Terima kasih,” pungkasnya.
Sebelumnya Kristina (16) gagal berangkat ke Jakarta mewakili Provinsi Sulawesi Barat guna melaksanakan tugas sebagai Pasukan Pengibar Bendera atau Paskibraka di Istana Negara pada HUT ke-76 RI pada 17 Agustus 2021.
Kristina adalah siswi dari SMA Negeri 1 Mamasa ini gagal menjadi Paskibraka karena hasil tes menunjukkan dia positif Covid-19, sehingga gagal ke Jakarta untuk mengikuti pelatihan.
Namun, keluarga Kristina yang sederhana ini, merasa ada kejanggalan dalam hasil tes swab PCR yang dilakukan pihak Dinas Pemuda dan Olahraga Sulbar, Sabtu (24/7/2021).
Keluarga akhirnya melakukan tes swab PCR ulang pada Senin (26/7/2021). Hasilnya keluar pada Selasa (27/7/2021) dan Kristina dinyatakan negatif Covid-19. Hanya dalam tiga hari, statusnya berubah.
Ironisnya setelah positif Covid 19, dan dipulangkan ke kabupaten Mamasa, tidak di perhatikan pihak terkait (Dicuekin)
Bahkan Kristina mengaku bahwa dirinya naik mobil penumpang pulang ke Mamasa, untuk menjalani isolasi mandiri tanpa ditangani medis
Salah seorang keluarga Kristina, atas nama Habel mengungkapkan kekecewaannya
Habel mengatakan mestinya ini keluarga kami. karena dinyatakan positif Covid 19, ditangani oleh pihak terkait kenapa justru begini dilepas saja
?Inikan sudah positif Covid 19, kenapa tidak ada penanganan sampai sekarang? katanya 26/07/21
Ia menjelaskan bahwa hingga saat ini belum ada bantuan dari pemerintah kepada Kristina yang menjalani isolasi mandiri. (tim)