Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2022, SIDO mencatatkan, penjualan sebesar Rp 3,86 triliun. Angka ini turun 3,86% dari Rp 4,02 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Penjualan SIDO terdiri dari jamu herbal dan suplemen, makanan dan minuman, dan farmasi.
“Secara rinci, jamu herbal dan suplemen menurun 2,23% menjadi Rp2,63 triliun, makanan dan minuman turun 8,49% menjadi Rp1,08 triliun dan farmasi meningkat 4,3% menjadi Rp143,04 miliar,” paparnya
Selain itu, tambah David, SIDO mencatatkan penurunan beban langsung dari Rp 1,73 triliun menjadi Rp 1,7 triliun pada semester II/2022. Sedangkan laba kotor SIDO turun 5,39 % menjadi Rp2,16 triliun.
” Setelah dikurangi berbagai beban yang dapat diefisienkan, SIDO mencatatkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp1,1 triliun pada semester II/2022. Angka ini turun 12,38% dari Rp1,26 triliun pada periode yang sama tahun lalu,” terangnya.
Sementara itu, jumlah aset SIDO mengalami peningkatan tipis 0,30 % dari Rp 4,06 triliun di akhir 2021 menjadi Rp4,08 triliun pada 31 Desember 2022. Disisi lain, jumlah liabilitas turun 3,64% dari Rp597,78 miliar pada 31 Desember 2021 menjadi Rp575,96 miliar pada 31 Desember 2022.
” Hanya untuk kas dan setara kas akhir periode terjadi penurunan 14,7 % dari Rp 1,08 triliun menjadi Rp923,04 miliar,” ujarnya.(tim)