Akhirnya Indonesia Punya Pembangkit Listrik Kincir Angin Seperti di Eropa

Sekitar 40 persen pembangkit listrik tenaga kincir angin ini menggunakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dan menyerap sekitar 1150 tenaga kerja.

Menteri ESDM Ignasius Jonan menjelaskan, penyelesaian pembangunan proyek PLTB Sidrap I dilakukan dalam waktu 2,5 tahun (Agustus 2015 s.d. Maret 2018).

Sebanyak 30 kincir angin yang masing-masing menggerakkan turbin berkapasitas 2,5 MW ini telah beroperasi akhir Maret 2018 lalu.

Menurut Jonan, pembangkit listrik tenaga bayu dengan kapasitas 75 MW ini merupakan PLTB Komersil Pertama di Indonesia.

“PLTB komersial pertama yang dibangun di Republik Indonesia,” sebutnya.

Menteri Ignasius menyebutkan, di Sulsel akan terus dikembangkan pembangkit listrik dengan energi baru terbarukan seperti PLTB Sidrap. Tidak hanya di Sidrap tapi telah dikerjakan hingga 80 persen di Jeneponto.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno, menyampaikan saat ini persiapan untuk tahap kedua di Sidrap akan dikembangkan dan sedang dalam tahap negosiasi.

“Untuk kita harapkan tahan dua tambah 50 megawatt, itu harganya USD 6,8 sen per megawatt secara rata-rata-rata menjadi dibawah 10 sen,” sebutnya.

Sedangkan PLTB Sidrap tahap 1 harga liatriknya sebesar USD 11 sen/kWh atau Rp 1.485/ kWh.

Penjabat Gubernur Sulawesi Selatan Soni Sumarsono menyebutkan, harapan besar masyarakat Sulsel, dimana proyek-proyek strategis nasional di Sulsel, khususnya PLTB Sidrap ini, selain sebagai pembangkit listrik juga sebagai destinasi wisata dan media pendidikan.

“Khusus PLTB listrik tenaga bayu ini adalah proyek listrik tenaga bayu pertama di Indonesia, masayarakat juga menghendaki PLTB ini tidak, sekedar menjadi penyuplai energi tetapi juga menjadi destinasi wisata terutama wisata energi yang kita harapkan juga menjadi media, pendidikan bagi masyarakat,” sebutnya.

Banyaknya program strategis nasional ini pertanda Sulsel menjadi gerbang Indonesia Timur.

“Sekali lagi terima kasih bapak presiden atas semua upaya kepercayaan pada Sulsel untuk bisa menangani sekaligus, mengawal program strategis nasional di Sulsel,” papar Dirjen Otonomi Daerah ini.

Bersama PLTB Sidrap I, Presiden Joko Widodo pada kesempatan ini juga meresmikan dua proyek infrastruktur ketenagalistrikan dan tiga groundbreaking proyek ketenagalistrikan di wilayah Sulawesi lainnya.

Pembangkit yang diresmikan yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Punagaya di Desa Punagaya, Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto, Provinsi Sulawesi Selatan (Kapasitas 2×100 MW) dan PLTU Independent Power Producer (IPP) Jeneponto Ekspansi di Desa Punagaya, Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto, Provinsi Sulawesi Selatan (Kapasitas 2×135 MW).

Sementara Groundbreaking ketenagalistrikan meliputi PLTU Sulsel Barru 2 di Desa Lampoko, Kecamatan Balusu, Kabupaten Barru, Provinsi Sulawesi Selatan (Kapasitas 100 MW).

Groundbreaking Pembangkit Listrik tenaga Mesin Gas (PLTMG) Luwuk di Desa Nonong, Kecamatan Batui, Kabupaten Banggai , Provinsi Sulawesi Tengah (Kapasitas 40 MW).

Groundbreaking PLTB Tolo, Jeneponto di Kampung LengkeLengkese Kecamatan Binamu, Kab. Jeneponto, Provinsi Sulawesi Selatan (Kapasitas 72 MW).

Seluruh proyek-proyek infrastruktur ketenagalistrikan berkapasitas total 757 MW yang diresmikan dan memiliki nilai investasi sebesar 1,17 Miliar USD serta menyerap tenaga kerja sebanyak 4.480 orang selama masa konstruksi hingga tahap operasi. (tim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: