EDITOR.ID, Surabaya, –Â Berhembusnya kabar Pemuda Madura Peduli Islam yang akan melakukan aksi penolakan terhadap Irjen Nico Afinta Kapolda Jatim karena beragama non-islam, ditanggapi oleh Risyad selaku Wakil Presiden BEM Unair.
Menurutnya, berserikat dan berpendapat adalah hak dari setiap orang ataupun kelompok.
“Terkait surat yang ramai itu ya, menurut saya tiap orang atau kelompok berhak untuk berserikat dan menyatakan pendapat”, ujarnya pada Minggu (20/12/2020).
Tetapi Risyad menyayangkan tuntutan tersebut karena dinilai kontraprodiktif dan bisa mengancam keutuhan bangsa.
“Namun jika disebutkan bahwa tuntutan aksi adalah penolakan terhadap Irjen Nico Afinta yang diangkat sebagai Kapolda Jatim karena non-muslim, menurut saya ini merupakan gerakan kontraproduktif yang justru akan mengancam keutuhan bangsa Indonesia”, lanjutnya.
“Saya mencermati pengangkatan Kapolda tersebut adalah berdasarkan rekam jejak bagaimana prestasi beliau di karir kepolisian dan kita harus melihat kinerjanya kedepan, itu yang penting”, tegasnya.
Ditambahkan menurut Risyad bahwa dengan tuntutan itu justru bisa merusak keharmonisan diantara warga Jawa Timur.
“Membaca dari beberapa sumber berita, Aksi ini dikatakan karena ada kekhawatiran nantinya akan menyebabkan tidak harmonisnya masyarakat jatim. Nah justru itu, jika ingin masyarakat jatim tetap harmonis, maka seharusnya kawan-kawan pemuda madura peduli islam tidak mengangkat isu SARA, Dan yang terakhir saya menambahkan, jika peduli dengan Islam, maka buatlah citra Islam semakin baik dan dapat diterima di masyarakat luas, bukan secara tidak sadar menjadi bagian dari penciptaan perpecahan dan Islamophobia.” Pungkasnya. (Tim)