Ahok dicurigai sengaja dijadikan “kuda putih” oleh Jokowi karena mantan Walikota Solo ini tahu betul jika Ahok tak akan bisa menyatu dengan Anies Baswedan. Apalagi menyatu dengan salah satu kelompok di belakang kubu Anies yang berasal dari eks Gerakan Aksi 212.
Merespons rumor terkait masuknya Ahok sebagai Tim Pemenangan Nasional (TPN), Ganjar membantah politisi PDIP itu bergabung karena campur tangan Jokowi.
Melihat rekam jejak Ahok di dunia politik, Ganjar meyakini bila sosok tersebut memiliki barometer tersendiri dalam menentukan pilihannya di Pilpres 2024.
Ganjar juga mengira tudingan Ahok sebagai ‘kuda putih’ Jokowi tak mungkin terjadi lantaran tokoh tersebut adalah teman baiknya sejak lama.
“Ya, semuanya akan bisa mempertimbangkan, memperhitungkan, berasumsi. Tapi, Ahok teman saya. Dia sudah lama bersama saya dan tentu saja dia punya nilai-nilai, nilai-nilai itu dia tunjukkan waktu jadi anggota DPR, waktu jadi wakil gubernur, kemudian menjadi gubernur sebentar, lalu kemudian dia tidak bisa menjadi gubernur,” ujar Ganjar di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, Selasa silam.
Lebih lanjut, Ganjar menilai keputusan Ahok rela melepas jabatannya sebagai Komisaris Pertamina demi mendukung Paslon 03 didorong oleh kemantapan hati dan nilai-nilai yang dia anut selama ini.
“Ingat semua kasusnya? Orang jualan ayat, kemudian dia masuk penjara, dan dia ikhlas itu, lalu dia menjadi seorang profesional dengan bayaran yang cukup, dan dia memilih keluar untuk membantu saya karena sebuah nilai, sehingga harapan kita, kalau orang nanti mau bergabung atau tidak bergabung kami punya nilai, dan nilai itu secara universal bisa dipertanggungjawabkan. Take it or leave it, itu saja,” ucap Ganjar. (tim)