Oleh : Arif Rahman Hakim
Penulis Adalah Pengurus PWCINU dan LAZIZNU Okinawa – Jepang Tahun 2017
EDITOR.ID, Jakarta- Kalimat Tauhid ?Laa ilaaha illallah? kalimat yang usianya lebih tua dari usia manusia di bumi bahkan sebelum adanya alam semesta ini. Ia adalah kalimat yang diucapkan oleh para malaikat, nabi dan rasul sejak zaman Nabi Adam hingga seluruh manusia yang mengaku Islam pada hari ini.
Ia adalah kalimat di mana manusia bersaksi di hadapan Tuhan-nya sebelum terlahir ke dunia di mana tidak ada satupun manusia yang benar-benar terhapus ingatannya akan perjanjian ini (fitrah). Allah Swt berfirman;
?????? ?????? ??????? ???? ?????? ??????? ??? ??????????? ?????????????? ?????????????? ??????? ??????????? ???????? ??????????? ? ???????? ?????? ? ?????????? ? ??? ?????????? ?????? ???????????? ?????? ?????? ???? ?????? ??????????
Artinya: ?Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): ?Bukankah Aku ini Tuhanmu?? Mereka menjawab: ?Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi?. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: ?Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)?. (QS al-A?raaf: 172).
Begitu mulianya kalimat tauhid ?Laa ilaaha illallah? hingga ketika seseorang mengucapkannya, maka haram untuk menumpahkan darahnya.
Gus Baha (KH. Baha?uddin Nursalim) pernah menyampaikan bahwa betapa agungnya kalimat tauhid ini. Bila ada orang yang kafir selama 70 tahun kemudian ia melafadzkan lafadz La Ilaha Illallah, maka kekafirannya selama 70 tahun di hapus oleh kalimat tersebutdan seluruh dosa-dosanya akan diampuni oleh Allah.
Menurut Ibnul Qayyim Al Jauziyah dalam kitab Zaadul Ma?ad kitab kesayangan Sayyid Abdullah Al-Hadad, kalimat tauhid itu sangat luar biasa, kalimat yang super. Allah membuat surga dan neraka itu demi kalimat ini. Siapa yang menerima kalimat ini makan masuk surga dan barang siapa menolak kalimat ini maka ia akan masuk neraka.
Seperti yang kita ketahui, neraka itu bila sebuah batu di lempar ke dalamnya, untuk sampai kedasar menunggu sampai 70 tahun. Bayangkan 70 tahun, seperti apa kedalamannya? Dan itu di peruntukkan bagi manusia yang menolak kalimat La ilaha ilallah.
Agar manusia menerima konsep kalimat tauhid ini, maka diciptakanlah langit dan bumi dan karena manusia itu butuh pelatih maka diutuslah para Rosul untuk melatih kalimat Laa illaha ilallah.
Saking pentingnya, Gus Baha berpesan pada santri-santri Aswaja harus yakin bahwa kalimat ini adalah ???? ??? ?????? ????? (kalimat yang mampu membuat orang kafir selama hidupnya terhapus menjadi muslim). Namun sekarang banyak gerakan atas nama yang sama, malah mempergunakan sebaliknya, menganggap orang islam menjadi kafir.
Imam Abul Hasan As-Syadzilli menafsirkan:
????????? ??????? ??? ??????? ?????? ??????? ????????????? ?????????? ????????????????? ????????????????
Imam Abul Hasan As-Syadzilli menerangkan agar kamu camkan kalimat tersebut dalam hatimu untuk dirimu sendiri baru kemudian kamu istighfari (mohonkan ampunan) kepada keluarga atau orang yang kamu tuju. Jadi sahnya mengistighfarkan orang lain itu hanya dengan satu syarat yakni dia ahli kalimat La Ilaha Illallah.
Mengucap Kalimat Tauhid Saja Tidak Cukup
Secara umum, bertauhid dipahami dengan berikrar bahwa tiada Tuhan selain Allah atau mengucap kalimat La ilaha illallah dengan penuh keyakinan akan maknanya. Namun dalam pandangan Ahlussunnah wal Jamaah mengucap kalimat tauhid saja tidaklah cukup membuat seseorang bertauhid kecuali jika ia memenuhi lima aspek teologis islam.
Selain mengucap kalimat tauhid, kelima hal tersebut diterangkan Imam al-Halimy (338-403 H), seorang pakar hadits terkemuka dan sekaligus teolog besar dalam Islam, sebagaimana dinukil oleh Imam al-Baihaqi (384-458 H) dalam karyanya yang berjudul Syu?ab al-Iman berikut:
??????????? ?????????? ???????????????? ?????????????? ????????? ??????? ????????? ????????? ????????? ?????????? ????? ????????? ???????? ???? ??????????? ????????????? ???????????: ????????? ???????????????? ???????? ???? ???????????? ???? ?????????? ????????????: ????????? ??????? ?????? ?????????? ????? ?????? ???????? ???? ???????????? ???? ????????????? ????????????: ????????? ????? ??????? ????? ??? ??????? ????? ?????????? ???? ?????? ??????????? ???? ?????????????? ???????? ???????? ???? ???????????? ???? ?????? ???? ??????? ???????????? ?????????????? ????????????: ????????? ??????? ????????? ??? ????????? ????????????? ????? ??? ??????? ???????? ???? ???????????? ???? ?????? ????????????? ??????????????? ???? ????????? ???????????? ???? ????????? ???????????????
?Amal shalih dengan beraqidah dan memberikan pengakuan (terhadap Allah) adalah kumpulan dari beberapa hal berikut;
? Pertama, menetapkan adanya Sang Maha-Pencipta, supaya bebas terlepas dari peniadaan Tuhan (ateisme).
? Kedua, menetapkan ke-Esaan-Nya, supaya bebas terlepas dari syirik.? Ketiga, menetapkan bahwa Allah bukanlah jauhar (substansi; materi) atau ?aradh (aksiden atau atribut materi), supaya bebas terlepas dari penyerupaan Allah dengan makhluknya.
? Keempat, menetapkan bahwa apa pun selain Allah asalnya adalah tidak ada sebelum Allah mencipta dan membuatnya ada, supaya bebas terlepas dari pendapat yang menyatakan adanya ?illah (sebab) dan ma?lul (akibat).
? Kelima, menetapkan bahwa Allah Maha Mengatur semua, Dia ciptakan dan mengaturnya sesuai kehendak Allah, hal ini agar bebas dari pendapat yang mengatakan adanya thaba?i (hukum alam yang berlaku dengan sendirinya)? (al-Baihaqi, Syu?ab al-Iman, I, 190-191). (Bersambung)