EDITOR.ID, Jakarta,- Ajang balap Formula E tinggal empat bulan lagi. Persiapan pembangunan sirkuit terus dikebut mengejar tenggat waktu. Tak hanya lokasi balapan. Calon penonton balap Formula E ini juga terus dikejar takutnya jumlah penonton tak mencapai target.
Mungkin salah satu cara untuk menarik jumlah penonton agar memenuhi target dengan mewajibkan aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemprov DKI untuk membeli tiket Formula E.
Namun jauh-jauh hari Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Gerindra Mohammad Taufik meneriakkan tuntutan agar Gubernur Anies Baswedan tidak melakukan cara seperti itu.
Hal ini didasari perihal aturan Pemerintah Daerah Nusa Tenggara Barat (NTB) yang sempat mewajibkan ASN untuk membeli tiket MotoGP Mandalika.
“Enggak perlu diwajibkan karena saya kira gini masyarakat ingin ada kegiatan internasional,” tegas Taufik di Kawasan Ancol, Jakarta Utara sebagaimana dilansir dari JPNN.com, Kamis (10/3/2022).
Sebab, tanpa mewajibkan ASN membeli tiket diyakini ajang balap mobil listrik bakal ramai pengunjung.
Hal ini mengingat lokasi Formula E yang strategis karena berada di Jakarta, dibandingkan lokasi MotoGP.
“Saya yakin pengunjungnya akan banyak,” ungkap dia.
Pro Kontra Tiket Sudah Dijual Tapi Sirkuit Masih Tiada
Pihak Jakpro menyatakan penjualan tiket balap Formula E Jakarta sudah bisa dimulai Maret 2022 ini. Rencana penjualan tiket sebelum sirkuit jadi itu sempat menuai pro-kontra.
Dirut JakPro Widi Amanasto mengatakan hitung-hitungan harga tiket sudah ada. Saat ini pihaknya masih menunggu persetujuan FEO selaku penyelenggara Formula E untuk finalisasi harga tiket.
Namun, Widi enggan membeberkan lebih jauh terkait rincian harga tiket tersebut. “Menunggu persetujuan FEO. Maret (siap dijual)” ujar Widi beberapa waktu lalu.
Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Gembong Warsono menyindir tiket Formula E yang dijual sebelum sirkuit jadi. “Tracknya saja belum ada, kok mau jual tiket. Tracknya dulu lah. Jadi dua bulan itu benar-benar bisa ngejar atau tidak. Setelah tracknya selesai kan baru bicara jual beli tiket,” katanya.
Gembong pesimis sirkuit Formula E bakal rampung 3 bulan seperti yang ditargetkan Jakpro. Sebab menurutnya sirkuit Formula E harus mendapat lisensi satu bulan sebelum balap dimulai.
“Informasi yang saya dengar 1 bulan sebelum pelaksanaan gelaran Formula E itu harus sudah terverifikasi layak atau tidak layaknya. Kalau kita tarik 1 bulan berati kan bulan Mei, tanggal 4 Mei itu harus sudah keluar lisensi dari FEO tentang layak tidaknya track yang dibangun Jakon (Jaya Konstruksi)” ucapnya.
Gembong sepakat jika di berbagai negara tiket Formula E bisa dijual 4 sampai 5 bulan sebelum gelaran balap. Namun dia menyoroti ada perbedaan dengan penyelenggaraan di Jakarta. “Persoalan di Jakarta sampai detik ini tracknya belum terbangun,” katanya.
Dia pun mengingatkan Jakpro untuk fokus pada pembuatan track. Termasuk soal sponsor penyelenggaraan Formula E.
“Jangan sampai nanti seperti JIS. Kan Pak Anies declare Desember launching dengan gelaran Barcelona Real Madrid, faktanya sampai hari ini kan nol besar. Yang paling penting hari ini adalah bagaimana Jakpro gaet swasta untuk bisa kolaborasi gelar Formula E kan sampai sekarang belum ada sponsor,” paparnya.
Ajang balapan mobil Formula E bakal digelar pada 4 Juni 2022 di Jakarta. Jadwal tersebut tercatat dalam kalender balapan musim kedelapan 2021/2022 yang ditetapkan FIA World Motor Sport Council di Paris, pada 15 Oktober 2021. (tim)