EDITOR.ID – Situbondo, PG (Pabrik Gula) Asembagus adalah salah satu pabrik gula terbesar diujung timur pulau Jawa, keberadaannya sudah berdiri semenjak jaman kolonial hindia belanda.
Tak heran jika masyarakat sekitar pabrik ini, mayoritas pertanian mereka bertumpu kepada tanaman tebu,
dengan area pertanian sampai pada ratusan ribu hektare.
Fenomena ini, menandakan bahwa keberadaan PG Asembagus menjadi tumpuan dan harapan utama bagi para petani untuk menaikkan kesejahteraan hidup mereka melalui sektor pertanian.
Akan tetapi, espektasi yang begitu tinggi dari para petani untuk bergantung pada pabrik, ternyata harus berujung
kekecewaan disetiap musim giling tiba.
Mereka “petani†selalu diberikan hidangan tahunan seperti rendemen dibawah harapan, distribusi SPA yg amburadul, mesin produksi yang kadangkala berhenti tak beroperasi karena kendala teknis dan lain sebagainya.
Tak ayal, pada awal tahun ini, banyak sekali para petani yang menjual bibit tebu mereka ke luar kota, karena
mereka apatis akan kelancaran produksi giling PG Asembagus bisa lancar.
Sehingga bisa dipastikan giling tahun ini PG Asembagus akan menghadapi masalah kekurangan bahan tebu,
karena usia tebu milik petani belum memenuhi syarat dilakukan penebangan, disebabkan usia
yang kurang matang.
Asumsi ini disampaikan langsung oleh salah satu petani tebu yang juga sebagai anggota dewan DPRD situbondo H. lukman Syafi.
Dilain tempat, salah satu anggota DPRD Situbondo Zuhri SH, juga menyayangkan keberadaan lahan tebu diarea HGU Milik PG Asembagus justru terkesan asal asalan.
Dari luar terlihat tanaman tebu yang bagus, namun setelah ditelusuri kedalam, ternyata kondisi tebu banyak
yang kerdil, kurus bahkan kering, disinyalir tanamannya kekurangan asupan pupuk, sehingga pertumbuhannya tidak normal.
Belum lagi, ratusan hektare area yang dibiarkan terbengkalai tak ditanami apapun, semakin memperpanjang kekusutan persoalan yg dihadapi PG Asembagus.
Hal ini juga dibenarkan oleh salah satu warga yang berada disekitar area HGU PG Asembagus, bahkan menurut FN, kondisi ini sudah terjadi sekitar 3 tahun yang lalu.
Padahal dengan modal lahan yang cukup luas hingga ribuan hektare milik HGU PG Asembagus, setidaknya PG tidak kebingungan akan bahan tebu, ketika musim giling tiba.
Meski milik petani belum siap giling, tentu jika mereka mengelola tebu dengan baik dan benar.
Sekjen seknas jokowi jawa timur, Erfan Hidayatullah berharap, kekusutan ini segera bisa terurai, kedepan tak lagi dijumpai tebu rudal “Rusak Dalamâ€, dan lain sebagainya.