Ada Polisi Berhati Mulia. Ia Menggalang Pengumpulan Dana Bersama Komunitas Pramuka, Organisasi Pemuda untuk membantu Agar Fahri Bisa Berangkat ke Jakarta untuk Berobat ke Rumah Sakit
EDITOR.ID, Lampung Tengah,- Seorang siswa berumur 15 tahun di Lampung gagal melanjutkan sekolah gara-gara terkena penyakit perut membesar. Keluarga miskin tersebut sudah memeriksakan sang putranya ke berbagai rumah sakit di Lampung Tengah. Namun tak ada satupun rumah sakit yang bisa menangani sang bocah.
Rumah Sakit menyarankan si anak dibawa berobat ke Jakarta karena Rumah Sakit di Jakarta sudah modern dan bisa mengobati.
Sungguh memprihatinkan! Di saat teman-temannya asyik belajar di sekolah, Faisal Fahri justru hanya berdiam diri di rumah saja. Sudah dua tahun sang bocah ini sudah tidak bersekolah lagi seperti layaknya anak-anak lain seusianya karena mengidap penyakit busung perut.
Meski tak menganggu, perut bocah 15 tahun itu terus membesar dan terus berkembang layaknya balon ditiup dengan udara. Dan kondisi ini membuat Fahri tersiksa. Ia mengaku nafasnya sering sesak saat tidur.
“Sering sesak saat tiduran,†ujar Fahri yang tinggal bersama ayahnya Tajab, berusia 45 tahun, dan ibunya Tentrem di Kampung Sukasari, Kalirejo, Lampung Tengah.
Tanpa kenal lelah sang Ibu berjuang membawa putranya ke sejumlah rumah sakit namun rumah sakit angkat tangan.
Mereka mendatangi banyak rumah sakit diantaranya Rumah Sakit Daerah Abdul Muluk dan RS Urip Sumoharjo. Namun para dokternya tak mampu mengobati Fahri//
“Dari pihak rumah sakit katanya anak saya terkena jantung rematik. Dari Rumah Sakit Abdul Muluk, Rumah Sakit Urip (Urip Sumohardjo,red) rata-rata mereka menyuruh membawa anak saya berobat ke Jakarta,” aku Tentrem sang ibunda Fahri.
Namun karena orang tua Fahri tergolong keluarga miskin mereka tidak memiliki biaya untuk membawa putranya berobat ke rumah sakit di Jakarta. “Belum berangkat karena saya tidak punya biaya, rumah sakit di Jakarta kan mahal,†ujar ibu berusia 42 tahun ini dengan nada pasrah.
Para tetangga umumnya prihatin, apalagi Fahri harus meninggalkan sekolahnya di SMP. Padahal Fahri tergolong anak cerdas dan santun kepada orang tua dan siapa saja.
“Fahri itu di sekolah termasuk anak pintar dan baik..seandainya ada orang yang suka menolong, ada dermawan yang bisa membantu keluarga ini membiayai pengobatan Fahri ke Jakarta,” ujar seorang tetangga Fahri bernama Sri sambil meneteskan air mata.