EDITOR.ID, JAKARTA ? Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyerahkan 4,7 ton ikan hasil pengawasan ke 24 Desa di Kepulauan Riau untuk mendukung penanggulangan gizi buruk atau stunting pada Sabtu (11/6).
Penyerahan sebanyak 4,25 ton ikan Makerel asal Tiongkok dan 498 kg ikan Bawal Emas asal Malaysia hasil pengawasan ini dilakukan usai pengungkapan kasus impor ikan ilegal.
Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Laksamana Muda TNI Adin Nurawaluddin menyampaikan bahwa ini merupakan salah satu fungsi pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan yang bukan hanya sebatas pada sisi penegakan hukum, tapi juga bermanfaat untuk masyarakat.
“Bahwa kedua perusahaan yang melanggar, yakni PT. ATN dan PT. SLA telah dikenai sanksi administrasi berupa teguran tertulis, penyegelan dan pengamanan, serta pembayaran denda administratif. Hal ini diharapkan dapat memberikan efek jera kepada kedua perusahaan tersebut,” ujarnya dalam keterangan pers di Jakarta, Selasa (14/6)
Lebih jauh ia mengatakan kedua perusahaan telah menandatangani berita acara penyerahan ikan kepada petugas Pangkalan PSDKP Batam terkait produk importasi komoditas perikanan yang tidak sesuai ketentuan. Ikan tersebut juga bukan merupakan barang bukti tindak pidana perikanan sehingga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan sosial atau masyarakat.
“Kami juga menggandeng Badan Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) untuk memastikan mutu ikan tersebut bebas dari hama penyakit dan layak konsumsi, juga Direktorat Pemasaran KKP dan Pemda setempat untuk menyalurkan ikan hasil pengawasan tersebut ke masyarakat,? ungkap Adin.
Lebih lanjut, Adin menyampaikan ikan ini dibagi ke masyarakat berisiko stunting di dua Kecamatan kota Batam, yaitu Kecamatan Nongsa dan Kecamatan Batam kota, serta kepada warga Kampung Bahari Nusantara binaan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut IV, Tanjung Pinang.
Penyerahan Ikan hasil Pengawasan dihadiri langsung oleh Wali kota Batam Muhammad Rudi yang menjelaskan cara terbaik untuk dapat menurunkan angka stunting adalah dengan mencegahnya.
Oleh karena itu, Pemerintah Kota Batam terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar selalu mengonsumsi ikan sebagai asupan penting bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan anak-anak.
Sebagaimana diketahui, kandungan protein dan omega-3 dalam ikan berperan penting pada 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) sekaligus mencegah terganggunya perkembangan otak akibat kekurangan gizi kronis atau stunting.
Atas nama Pemerintah Daerah, lanjutnya kami mengucapkan terima kasih kepada KKP yang telah menyalurkan ikan kepada masyarakat Kota Batam. Ini merupakan terobosan yang sangat baik. Ikan-ikan yang disita disalurkan untuk masyarakat yang membutuhkan.
“Kami sangat mendukung langkah ini dan berharap semoga dapat memperbaiki gizi masyarakat sekitar sehingga angka stunting di kota Batam dapat menurun serta mampu meningkatkan minat masyarakat untuk mengonsumsi ikan,? pungkas Rudi.