EDITOR.ID, Jakarta,- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj menginginkan para kader NU berperan di segala bidang. Oleh karena itu Kang Said meminta kader-kader NU mengambil peran lebih besar di tengah masyarakat. Termasuk di Pilpres 2019.
Hal itu disampaikan Said Aqil dalam sambutannya di Harlah ke-73 Muslimat NU. Said Aqil mendorong kadernya untuk lebih berperan di segala sektor, dari mulai peran agama, peran akhlak, peran kesejahteraan hingga peran politik.
“Agar berperan di tengah-tengah masyarakat. Peran apa? Peran syuhudan diniyan, peran agama. Harus kita pegang. Imam masjid, khatib-khatib, KUA-KUA, Pak Menteri Agama, harus dari NU, kalau dipegang selain NU salah semua,” ujar Said Aqil disambut tepuk tangan muslimat NU yang hadir, di GBK, Jakarta, Minggu (27/1/2019).
Said mengatakan selama ini kader NU memang telah berperan banyak di tengah masyarakat. Namun ada satu peran yang belum dilakukan, yakni syuhudan syiayah atau peran politik.
“Peran ekonomi, peran kesejahteraan, peran kesehatan, peran sosial, peran masyarakatan. Muslimat sudah berperan. Koperasi-koperasi, bisnis perdagangan, yang belum satu, syuhudan syiayah, peran politik. Maka tahun 2019 harus menang. Supaya NU berperan syuhudan syiayah,” tuturnya.
Seperti diketahui, cawapres Ma’ruf Amin merupakan ulama NU dan mantan Rais Aam. Ma’ruf mundur usai didaulat untuk mendampingi Jokowi di Pilpres 2019 dan digantikan oleh KH Miftahul Akhyar.
Said Aqil sebelumnya pernah mengatakan, meski bukan parpol, warga NU terpanggil untuk memenangkan tokohnya di Pilpres 2019. Dukungan itu akan terjadi tanpa ada arahan dari NU.
Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini menjelaskan mengenai maksud pernyataan Said Aqil tersebut. Menurut Helmy, itu hanya disampaikan dalam konteks internal.
“Yang disampaikan Pak Said itu kan di internal acara NU, jadi kepada para kader NU, kalian semua harus menguasai urusan-urusan yang masalah agama,” kata Helmy saat dihubungi detikcom, Minggu (27/1).
“Karena kalau tidak diserahkan kepada ahlinya, ya, salah semua. Suruh ngimamin salat, makhrajnya apanya tidak beres. Sudahlah kalian kader NU kalau tidak NU salah semua, pernyataan itu untuk memompa para kader NU. Itu hal yang biasa,” jelasnya.
Menurut Helmy, pesan yang disampaikan Said Aqil itu bersifat internal. Dia berpendapat, merupakan hal yang biasa pula apabila ada ketua ormas lain menyampaikan hal tersebut kepada anggota ormasnya.
“Kalau ada ketua ormas lain bilang begitu ke kadernya kan itu haknya. Itu konteksnya lebih ke internal. Pokoknya urusan-urusan itu harus diserahkan kepada ahlinya. Sering sekali beliau sampaikan, ada orang yang nggak ngerti Alquran malah ngajari Alquran,” tutur Helmy. (tim)