EDITOR.ID, Jakarta,- Direktur Eksekutif Said Agil Siradj (SAS) Institute Imdadun Rahmat membantah kabar bahwa Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj mendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pada Pilpres 2019. SAS merasa informasi tersebut telah dimanipulasi dan diplintir seolah Kiai Said dukung Prabowo. Padahal kenyataannya tidak. SAS ingin meluruskan hal ini agar tidak mempengaruhi dan membuat kebingungan kalangan Nahdliyin.
â€Pemberitaan itu menurut kami mengarah pada ketidakjujuran dan manipulasi. Pemberitaan itu tendensius dan jelas merugikan nama baik KH. Said Aqil Siradj. Kiai Said Aqil Siradj tidak mendukung Prabowo-Sandi,†kata Imdadun, Selasa (21/8).
Imdadun menambahkan, Kiai Said tidak ingin suara Nahdlatul Ulama (NU) pecah pada Pilpres 2019 mendatang.
Menurut dia, Kiai Said akan mendukung KH Ma’ruf Amin yang berpasangan dengan Joko Widodo.
â€Makanya, Kiai Said mengimbau kepada masyarakat, khususnya warga NU, untuk tidak terpengaruh berita bohong yang mengarah pada upaya membenturkan antara KH Said Aqil Siradj dengan KH Ma’ruf Amin,†imbuh Imdadun.
SAS Institute, lanjut Imdadun, meminta media yang melakukan manipulasi pemberitaan Kiai Said agar mencabut dan merevisi artikel yang telah diterbitkan.
â€Kami juga meminta Dewan Pers untuk menjalankan tugas dan wewenangnya menyangkut pelanggaran kode etik jurnalistik,†ujar Imdadun.
Dia menjelaskan, SAS Institute akan terus konsisten mendorong kehidupan politik yang konstitusional, demokratis, berkeadaban, damai dan berorientasi kepada kemaslahatan publik.
Sementara itu, Sekjen Majelis Dzikir Hubbul Wathon (MDHW) Hery Haryanto Azumi mengaku tidak pernah percaya dengan berita yang menyebut Kiai Said mendukung Prabowo-Sandi.
“Karena Kiai Said punya prinsip, siapa yang bisa menyatukan suara NU, itulah yang akan didukung,†kata Hery.
Menurut Hery, Kiai Ma’ruf adalah sosok pemersatu warga NU dan umat muslim di Indonesia.
Karena itu, kata Hery, Jokowi menjatuhkan pilihan kepada ketua Dewan Penasihat MDHW tersebut sebagai cawapres. (tim)