EDITOR.ID, Surabaya,- Kondisi penularan virus Corona di Jawa Timur trennya terus makin gawat. Jumlah pasien setiap hari terus bertambah membuat tenaga kesehatan kewalahan dan Rumah Sakit sudah over load atau kelebihan beban.
Hal ini diakui Wakil Gubernur Jawa Timur (Jatim) Emil Elestianto Dardak. Pria yang akrab disapa Cak Emil ini mengungkapkan, saat ini kondisi sebagian besar rumah sakit (RS) di wilayah provinsi itu sudah penuh, bahkan over.
Berlebihnya permintaan tempat untuk di rumah sakit itu pula lah yang kemudian pemerintah memutuskan penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarat (PPK) darurat di tengah tingginya lonjakan kasus Covid-19.
“Kenapa kita buat PPKM darurat, ya karena memang bahaya bagi rumah sakit jadi tidak ada yang memungkiri fakta bahwa rumah sakit sudah overwhelmed. Sudah penuh,” kata Emil sebagaimana dilansir dari CNNIndonesia TV, Rabu (14/7).
Bahkan, sambung Emil, Instalasi Gawat Darurat (IGD) di beberapa wilayah sudah tidak bisa menerima pasien. Ia mencontohkan kondisi IGD yang terjadi di Kota Pasuruan, di mana sudah tak bisa menerima pasien Covid-19 maupun non Covid.
Namun kata dia, kewalahannya rumah sakit atau faskes hingga tak bisa menerima pasien–terutama di IGD– bukan hanya karena kapasitas ruang yang habis. Faktor lain, sambunnya, adalah jumlah tenaga kesehatan yang terpapar Covid-19 yang tak sedikit juga menjadi alasan banyak rumah sakit yang tak bisa menangani pasien.
“Bukan hanya karena rumah sakitnya tidak bisa menampung pasien, tapi tenaga kesehatannya terpapar Covid-19, entah (terpapar) di rumah sakit atau di lingkungan sendiri ini yang jadi concern kita semua,” kata penyuka musik jazz ini.
Mantan Bupati Trenggalek itu menerangkan kondisi demikian tak serta merta menjadi justifikasi untuk mendiamkan. Pemerintah, tegasnya, akan terus berupaya mengambil langkah agar pelayanan kesehatan terhadap masyarakat tetap bisa maksimal.
“Artinya harus ada, tetap penanganan maksimal yang bisa dilakukan,” kata suami artis Arumi Bachsin.
Di wilayahnya, kata dia, salah satu yang dilakukan adalah memasang kontainer di beberapa rumah sakit di Kota Surabaya. Tak hanya itu, Pemprov juga mulai membuka rumah sakit-rumah sakit lapangan di wilayah-wilayah yang memiliki tingkat penularan cukup tinggi.
“Tentunya rumah sakit lapangan untuk rawat pasien gejala sedang. Kalau yang sudah berat tetap harus ditangani di rumah sakit,” kata Emil. (tim)