EDITOR.ID, Jakarta,- Perang saling olok kini kian memanas dan jadi “pekerjaan” penggiat medsos. Bahkan belakangan berujung isu penghinaan rasialis. Perdebatan soal kebijakan pemerintahan antara oposan dengan pendukung kini berubah menjadi olok-olok yang menjurus ke ujaran kebencian rasialis.
Belum lama berselang Ketua Umum Projamin, Ambroncius Nababan terseret masalah rasialis dalam unggahannya di medsos yang sebenarnya berawal dari berdebat soal vaksinasi Covid dengan mantan Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai. Akibatnya Nababan harus mendekam di tahanan dan kasusnya diproses hukum oleh polisi.
Kini giliran Pegiat media sosial Permadi Arya alias Abu Janda ke Bareskrim Polri atas dugaan ujaran kebencian bernuansa SARA terhadap Natalius Pigai. Relawan Jokowi itu dilaporkan oleh Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI).
Unggahan Abu Janda dalam akun twitter @permadiaktivis1 dinilai rasialis dan dibawa ke meja polisi.
“Kami melaporkan Permadi Arya alias Abu Janda atas dugaan ujaran kebencian dengan memakai SARA dalam twit-nya pada tanggal 2 Januari 2021,” kata Ketua Bidang Hukum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) KNPI Medya Rischa Lubis di Kantor Bareskrim Polri, Jakarta, Kamis (28/1/2021).
Laporan itu dibuat oleh Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) dan diterima oleh kepolisian dengan nomor LP/B/0052/I/2021/Bareskrim tertanggal 28 Januari 2021.
Yang duduk sebagai masalah dalam kasus ini adalah cuitan tanggal 2 Januari 2021 yang menyebut, ?Kau @NataliusPigai2 apa kapasitas kau? sudah selesai evolusi belom kau??.
?Alhamdulillah hari ini sudah kita selesaikan satu tugas, yang merupakan mandat dari Ketua Umum kami, mewakili pemuda, yang merasa terhina dengan cuitan-cuitan dari oknum yang saya akan bicarakan ini ya. Sudah kami tunjukkan bukti-buktinya bahwa kami hari ini telah melaporkan akun twitter @permadiaktivis1,? kata Lubis.
Menurut Rischa kata ?evolusi? itulah yang digarisbawahi karena diduga menyebarkan ujaran kebencian. Mereka menilai kata evolusi di sini menurut mereka sudah jelas maksud dan tujuannya?bukan sembarang twit? tapi bertujuan menghina bentuk fisik dari Natalius Pigai dan sekaligus orang Papua secara umum.
?Boleh ditanya ini saudara Amran Aso dari DPP KNPI yang juga berasal dari Papua, coba apakah tersinggung dengan apa yang diucapkan oleh Permadi?,? yang dijawab oleh Arman jika kata evolusi membuat orang Papua terpukul dan sangat terhina.
Saat ini menurut Rischa, cuitan itu dihapus tapi ada banyak masyarakat yang merasa tersinggung dan sempat mendapatkan screen capture lebih dulu, Menurut mereka ini adalah bukti permulaan dalam mengajukan laporan ini.
Untuk diketahui cuitan Permadi itu tak lama muncul setelah Pigai mencuit tentang mantan Kepala BIN Hendro Priyono yang mewanti-wanti munculnya organisasi pelindudung mantan anggota FPI.
Natalius Pigai saat itu mencuit, ?Ortu mau tanya. Kapasitas Bp di Ngr ini sbg apa ya, Penasehat Pres, Pengamat? Aktivis?. Biarkan diurus gen Abad ke 21 yg egaliter, humanis, Demokrat,? tulis Pigai dari akun Twitter pribadinya, @NataliusPigai2, Sabtu (2/1/2021). (tim)