EDITOR.ID, Washington DC, Suasana chaos di Gedung Capitol, Amerika Serikat akhirnya berhasil dikendalikan sepenuhnya oleh aparat keamanan. Massa yang beringas dan rusuh dibubarkan. Lokasi gedung Capitol disisir dari pendemo dan dijaga ketat.
Situasi telah dinyatakan aman usai polisi bersenjata lengkap bergerak mengakhiri aksi anarkis massa pro-Donald Trump yang berlangsung selama hampir selama empat jam.
Kepala polisi DC Robert Contee mengatakan, sejauh ini, 13 orang telah ditangkap sehubungan dengan kerusuhan di Capitol AS.
Dari 13 orang tersebut, tiga berasal dari Arlington, Virginia dan 10 lainnya berasal dari luar wilayah Washington.
Contee mengatakan kepada wartawan bahwa para perusuh menggunakan bahan kimia untuk mengganggu polisi agar mendapatkan akses ke Capitol.
“Jelas bahwa kerumunan itu bermaksud melukai petugas kami,†kata Contee.
Sementara itu, seorang perempuan dilaporkan tewas tertembak di bagian dada saat massa menyerang gedung.
Perempuan yang belum teridentifikasi tersebut sempat kritis karena mengalami luka tembak.
Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas, Rabu (6/1), meminta para pendukung Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk berhenti menodai demokrasi setelah mereka menyebu gedung Capitol di Washington DC karena marah dengan kekalahan Trump di pemilu AS.
“Trump dan para pendukungnya harus menerima hasil pilihan warga AS dan berhenti menodai demokrasi,” sebut Maas.
“Musuh-musuh demokrasi akan berbahagia melihat apa yang terjadi di Washington DC,” imbuhnya.
Presiden Majelis Umum PBB Volkan Bozkir mengecam kekerasan di Capitol, Amerika Serikat (AS), Rabu (6/1). “Sangat prihatin dengan kekerasan di Capitol di #WashingtonDC dan gangguan proses demokrasi di negara tuan rumah PBB,” cicit mantan menteri Turki itu di Twitter.
“AS adalah salah satu negara demokrasi utama dunia,” katanya. “Saya percaya bahwa perdamaian dan penghormatan terhadap proses demokrasi akan berlaku di negara tuan rumah kita pada saat kritis ini”.
Menjelang sore, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres belum mengomentari pelanggaran di gedung Capitol AS oleh para pendukung Presiden AS Donald Trump yang kalah dalam pemilu. (The Guardian/AFP)