EDITOR.ID, Washington,- Kerusuhan berujung anarkhis terjadi di jantung pemerintahan Amerika Serikat, Gedung Capitol atau Capitol Hills. Kerusuhan berawal saat ratusan massa pendukung Presiden Donald Trump menggelar unjuk rasa. Mereka kecewa karena kekalahan jagonya.
Ternyata para pendemo tak sekadar berorasi. Massa pengunjuk rasa mulai beringas dan menyerbu Gedung Capitol.
Aksi penyerbuan ini bersamaan dengan pengesahan Joe Biden sebagai Presiden AS ke 46 di Gedung Capitol, Washington DC. Namun pengesahan Presiden Amerika yang baru saja terpilih itu berujung rusuh dan memakan korban jiwa.
Laporan CNN menyebutkan satu orang meninggal dunia setelah tertembak. Korban adalah perempuan dan belum diketahui identitasnya. Perempuan itu bagian dari demo berakhir rusuh di Gedung Capitol, Washington DC, Rabu (6/1).
Sebelumnya dilaporkan saat demonstran pendukung Trump menyerbu Gedung Capitol dan merusak ruang-ruang kantor, aparat keamanan melakukan tembakan gas air mata dan menembak demonstran.
Pada laporan awal, seorang pendemo tertembak dan terluka. Namun dalam perjalanan dibawa petugas medis, nyawa tidak tertolong
Para demonstran menyerbu Gedung Capitol tempat para anggota Kongres sedang mengesahkan hasil Pilpres yang dimenangkan oleh Joe Biden sebagai Presiden Amerika Serikat ke-46.
Para loyalis Trump ini juga menebarkan tulisan bernada ancaman yang ditinggalkan di gedung Capitol, termasuk di ruang ketua DPR Nancy Pelosi. Mereka membentangkan spanduk bertuliskan Kami rakyat akan membuat DC (Washington DC) bertekuk lutut. Kami memiliki kekuatan.”
Joe Biden menanggapi peristiwa ini sebagai serangan terhadap demokrasi dan belum pernah terjadi dalam sejarah demokrasi di Amerika Serikat. Ia memerintahkan Trump untuk membubarkan aksi demo yang berujung rusuh di Gedung Capitol.
Trump akhirnya muncul di video diunggah di Twitter meminta para loyalisnya membubarkan diri dan pulang setelah mereka menyerbu Gedung Capitol usai menggelar unjuk rasa memprotes hasil pemilu AS.
Namun Trump mengingatkan bahwa ia dan pendukungnya tetap menganggap hasil Pilpres AS curang dan tidak mendasar.
Sembari meminta pendukungnya untuk pulang, Trump kembali mengulang tudingannya bahwa dirinya dicurangi sehingga kalah dari Joe Biden di pemilu AS, 3 November lalu.
“Saya tahu derita kalian,” ujar Trump dalam video yang diunggah di Twitter. “Kemenangan kita di pemilu dicuri.” (tim)