Oleh : Maria Salikin
Penulis : Ketua Harian Himpunan Advokat dan Pengacara Indonesia (HAPI)
Ada Agenda Besar Menunggangi Isu Omnibus Law Dengan Memprovokasi Demo Besar-Besaran untuk “Menakut-nakuti” Investor yang Tujuannya “Mengusir” Pengusaha Memindahkan Pabriknya ke Negara lain dan Membuat Rakyat Sengsara Karena Ter PHK dan Sulit Cari Pekerjaan.
Pengesahan Omnibus Law dijadikan triger oleh kekuatan tertentu untuk mendegradasi pemerintahan. Mereka terus meneriakkan isu liar aksi demo besar-besaran dan mogok nasional atas nama buruh dengan isu menolak Undang-Undang Cipta Kerja.
Kekuatan ini menebarkan opini dan persepsi sesat tentang Undang-Undang Cipta Kerja. Disebutkan UU ini pro pengusaha dan merugikan buruh. Intinya mereka akan memecah belah hubungan pekerja dan pengusaha. Mereka membodohi rakyat dengan memelintirkan persepsi bahwa UU Cipta Kerja membuat pekerja tak dapat pesangon.
Disebutkan pula bahwa UU Cipta Kerja akan menjadikan pekerja harus rela statusnya kontrak seumur hidup, UU Cipta kerja memberi ruang asing memiliki tanah di Indonesia dan berbagai persepsi “menakutkan” yang bertujuan memprovokasi buruh dan mahasiswa.
Apakah memang demikian “mengerikannya” UU Cipta Kerja sehingga harus mengajak buruh, mahasiswa dan rakyat diajak berdemo?
Pertanyaan nurani penulis hanya satu. Apa memang benar pemerintahan ini punya niat ingin menyengsarakan rakyat Indonesia? Dan jawabannya : TIDAK!
Penulis paham betul taktik dan strategi Presiden Joko Widodo yang memiliki pengalaman panjang dan passion sebagai pengusaha. Jokowi tahu betul bidak apa yang harus ia mainkan untuk menjaga kestabilan ekonomi Indonesia, membuka dan menciptakan peluang kerja.
Jokowi sedang berjuang bagaimana Indonesia bisa selamat. Jokowi harus mencari cara dalam menghadapi beban berat untuk menyelamatkan 260 juta rakyat Indonesia dari ancaman pengangguran.
Sementara fenomena belakangan ini terjadi. Puluhan pengusaha baik domestik dan asing berduyun-duyun memindahkan pabriknya ke Vietnam, Malaysia, Filipina dan Kamboja.
Kenapa demikian? Karena investor lebih memilih Vietnam dibandingkan Indonesia, salah satunya adalah tingkat kemudahan yang ditawarkan oleh Vietnam, dan juga kebijakan perburuhan, layanan publik, birokrasi di negara tersebut.
Setidaknya ada beberapa faktor yang menjadi penyebab sektor investasi Indonesia kalah dibandikan dengan Vietnam. Faktor yang menjadi penghambat bagi pengembangan sektor investasi di Indonesia.