Puisi Nanda Dalila Buat Jokowi, Menyentuh

Jember, EDITOR.ID,- Kemesraan hubungan Presiden Joko Widodo dengan kalangan Nahdlatul Ulama (NU) kian terajut mesra. Dalam kunjungannya ke Jember Jawa Timur, Jokowi menyambangi empat sekaligus Pondok Pesantren. Ia menemui sejumlah kiai kharismatik di kota yang punya ikon jajanan suwar suwir ini.

Saat bersilaturahmi ke Pondok Pesantren Nurul Islam, Jember, Jawa Timur, Presiden Jokowi disambut dengan puisi oleh salah seorang santri puteri ponpes tersebut. Presiden sempat menyimak dengan puisi yang sangat menyentuh itu.

Puisi itu dibacakan oleh Nanda Dalila, santri puteri Ponpes Nurul Islam di Masjid Baitul An-nur, Pondok Pesantren Nurul Islam, Jl Pangandaran, Antirogo, Sumbersari, Jember, Jawa Timur, Sabtu (12/8/2018). Pimpinan Ponpes Nurul Islam KH Muhyiddin mengatakan, apa yang disampaikan Nanda merupakan perwakilan suara hati para santri untuk Jokowi.

“Nanda Dalila akan jadi perwakilan menyampaikan suara hati para santri,” kata KH Muhyiddin.

Dari tengah kumpulan santri puteri, Nanda Dalila yang mengenakan jilbab merah muda itu maju ke depan. Sementara Jokowi duduk bersila di barisan depan makmum masjid menghadap ke arah para santri.

Berikut puisi Nanda Dalila untuk Jokowi:

Secercah harapan dan doa untuk sang teladan Presiden Ir Joko Widodo

Kepada putera harapan bangsa, sang matahari penerang dunia. Engkaulah panutan kami yang selalu berjuang tak kenal lelah.

Tahukah engkau tentang rindu kami yang mengguncang? Ketika wajah karismatik muncul pertama di layar kaca, dengan membawa misi besar mobil Esemka, hingga kau menjadi orang nomor satu di Indonesia. Rasa rindu ini hanya mampu terobati dengan memandang layar kaca.

Setelah sekian waktu, sejuta hasrat ingin jumpa. Inilah akhirnya kini karismatikmu telah ada di depan mata.

Kami sadar kami tak akan mampu mengungkapkan seluruh kemuliaanmu. Namun izinkan kami sampaikan kekaguman kepadamu.

Kami ingin menghirup udara yang kau hirup, melangkah di tempatmu melangkah, berteduh di tempatmu berteduh dan terlelap dalam bimbingan dan arahannya.

Wahai pejuang bangsa, engkau bagaikan di lautan yang tak tergoyahkan, tetap berdiri di tengah terjangan badai ombak yang senantiasa merangkul rakyat yang tak berdaya. Engkaulah sosok pejuang keras mewujudkan masa depan bangsa yang cerah.

Wahai bapak bangsa pembawa perubahan. Kau lahir dari rakyat biasa yang cukup merasakan derita. Hingga kami yakin kau hadir membawa perubahan bagi Indonesia tercinta, bawa perubahan menuju Indonesia jaya.

Wahai sang Presiden kami yang tercinta. Kami tahu engkau tak ingin menjadi awan di langit. Engkau justru turun ke lembah yang paling rendah, menyalami rumput-rumput yang tergusur dari kehidupan yang indah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: