Maybrat, Papua Barat Daya, EDITOR.ID,- Bupati Maybrat Bernhard Eduard Rondonuwu justru memberi perhatian sangat besar terhadap nasib para warga eksodus Aifat Timur Raya dan wilayah Aifat Selatan Raya semenjak menjabat Pj Bupati Maybrat.
Bahkan Bupati Bernhard juga sudah membentuk tim khusus untuk penanganan pemulangan pengungsi yang hingga saat ini masih terus bekerja secara maksimal. Koordinator Umum Pemulangan Pengungsi Maybrat ini dipimpin Melianus Saa.
Kepada wartawan, Koordinator Umum Pemulangan Pengungsi Maybrat Melianus Saa mengatakan bahwa dirinya diberi tugas oleh Bupati Bernhard untuk memberikan layanan dan perhatian. Seperti penyaluran logistik makan minum, pakaian, peralatan sekolah, layanan kesehatan.
Bantuan buat pengungsi tersebut disalurkan melalui penempatan pos-pos layanan kesehatan. Bahkan kepada pengungsi yang sakit hingga meninggal pun pemerintah tetap memberikan perhatian hingga saat ini.
“Dibawah kepemimpinan Bupati Bernhard Rondonuwu, negara hadir buat rakyat, pemerintah daerah sudah turun memberikan perhatian kepada para pengungsi,” tegas Melianus di Maybrat, Papua Barat Daya, Jumat (4/8/2023)
Pernyataan Ketua Tim penanganan pemulangan pengungsi Maybrat Meilanus ini sekaligus meluruskan adanya tudingan yang beredar di salah satu media online yang menyebut bahwa pemerintah Maybrat tidak serius memperhatikan nasib para pengungsi Maybrat. Serta membiarkan mereka terus menderita di pengungsian.
Tim Pemulangan Pengungsi Maybrat Keberatan Tudingan Pemerintah Kurang Beri Perhatian
Koordinator Umum Pemulangan Pengungsi Maybrat Melianus Saa menegaskan bahwa pihaknya merasa keberatan terkait pernyataan miring yang disampaikan oleh Pastor Heri Lobya, staf Sekretariat Keadilan, Perdamaian, dan Keutuhan Ciptaan (SKPKC) Ordo Santo Augustinus (OSA) pada salah satu media online.
Selain itu juga pernyataan salah seorang pengungsi Maybrat, Lami Faan di media yang sama.
Pastor Heri Lobya dan salah satu pengungsi bernama Lami Faan mengatakan pemerintah Maybrat kurang memberikan perhatian terhadap nasib para pengungsi Maybrat. Mulai dari layanan pendidikan, pelayanan kesehatan seperti obat-obatan, tempat tinggal, ekonomi termasuk bantuan bama dan lain-lain.
Mereka menuduh kebutujan pengungsi tidak diurusi baik oleh Pemerintah Maybrat. Selain itu, kedua orang itu juga menyoroti lagi soal stunting atau gizi buruk yang dialami warga di pengungsian.
Melianus menegaskan ia merasa keberatan dengan pernyataan kedua orang itu. Karena penjelasan mereka tidak benar sama sekali. Sebab pemerintah Maybrat selama ini telah menyalurkan bantuan kepada pengungsi.
Pengungsi Maybrat Dapat Layanan Makan, Kesehatan, Biaya Pendidikan
“Kami merasa keberatan dengan adanya pernyataan yang dikeluarkan oleh pastor dan salah satu oknum yang menyatakan pernyataan ini di Sorong bahwa pengungsi Maybrat banyak tidak mendapat perhatian dari Pemda Maybrat,” kata Melianus.